Kronologi, Pohuwato – salah satu akun Facebook bernama Maya Chayangk menyampaikan curhatnya lewat media sosial (Medsos) terkait kondisi lingkungan yang telah hancur akibat dari aktivitas tambang ilegal yang diduga berada di Desa Balayo, Kecamatan Patilanggio Kabupaten Pohuwato.
Dalam postingannya, ia menanyakan terkait berapa banyak jumlah biaya yang harus dikeluarkan oleh petani untuk mengangkut jagung dari lokasi kebun.
“Yang menjadi pertanyaan sekarang ?? Akan berapa banyak biaya petani dalam mengeluarkan dana ojek (ojek milu),” unggahnya disertai beberapa foto kerusakan lingkungan, Sabtu (27/1/2024).
Padahal sambungnya, pada tahun sebelumnya dengan kondisi jalan yang sangat nyaman untuk tukang ojek, para petani harus mengeluarkan biaya yang menguras dompet, apalagi dengan kondisi jalan saat ini.
“Tahun kemarin saja jalannya sangat nyaman untuk ojek milu (jagung), biayanya sangat-sangat menguras dompet, apalagi keadaan jalan sekarang pasti akan banyak biaya pengeluaran dan kamipun akan terlilit hutang piutang,” keluhnya.
Tidak hanya itu, curhatan itu kemudian dibagikan oleh salah satu akun Facebook bernama Hendrik Humu yang memberikan kritikan keras kepada pemerintah Desa Balayo.
Dalam tulisannya, Hendrik mengatakan bahwa mereka oknum-oknum pemerintah yang ada di Desa Balayo tidak lagi memikirkan masyarakatnya sendiri. Belum lagi kata dia, saat ini penyakit Demam Berdarah (DBD) tengah merajalela.
Mereka, lanjutnya, hanya memikirkan isi kantong mereka terlebih dahulu, baru kemudian masyarakat.
“Sungguh miris dan sangat disayangkan,” tutupnya dengan menandai akun Facebook pemerintah Desa Balayo.
Sementara itu, Kepala Desa Balayo, Kecamatan Patilanggio, Nanang Polumoduyo, ketika dihubungi, enggan memberikan komentar terkait persoalan tersebut.
Penulis: Hamdi