Kronologi, Jakarta – Calon wakil presiden nomor urut 3, Mahfud MD mengatakan sumber daya alam (SDA) di Indonesia sangat kaya. Akan tetapi, menurut dia, pangan di dalam negeri belum berdaulat. Hal ini dikatakan Mahfud dalam debat keempat cawapres di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (21/1/2024).
Adapun tema debat keempat adalah pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat dan desa. “Saudara, sumber daya alam kita sangat kaya tapi pangan belum berdaulat, petani makin sedikit, lahan pertanian makin sedikit, tapi subsidi pupuk makin besar,” kata Mahfud dalam debat cawapres, Minggu malam.
“Saudara, sumber daya alam kita sangat kaya tapi pangan belum berdaulat, petani makin sedikit, lahan pertanian makin sedikit, tapi subsidi pupuk makin besar,” kata Mahfud dalam debat cawapres, Minggu malam.
Hasil Cek Fakta
Bagaimana faktanya? Menurut Serikat Petani Indonesia, konsep kedaulatan pangan adalah pemenuhan pangan melalui produksi lokal. Kedaulatan pangan adalah hak setiap bangsa dan setiap rakyat untuk memproduksi pangan secara mandiri dan hak untuk menetapkan sistem pertanian, peternakan, dan perikanan tanpa adanya subordinasi dari kekuatan pasar internasional. Dengan kata lain, pemenuhan pangan, utamanya bahan makanan pokok di dalam negeri tidak bergantung pada impor.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) volume impor beras ke Indonesia justru melonjak signifikan sepanjang tahun lalu. Bahkan, volume impor beras pada tahun lalu menjadi yang tertinggi dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Deputi Bidang Statistik dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan, volume impor beras sepanjang tahun lalu mencapai 3,06 juta ton.
Angka tersebut meroket 613,61 persen dari tahun sebelumnya. Mengacu data BPS, lonjakan signifikan tersebut menjadi yang pertama sejak 2019. Tercatat, nilai impor beras RI bergerak di kisaran 350.000 – 444.000 ton pada periode 2019-2022. Secara lebih detail, volume impor beras pada 2019 sebesar 444.510 ton, pada 2020 sebesar 356.290 ton, pada 2021 sebesar 407.740 ton, lalu pada 2022 sebesar 429.210 ton.
“Selama lima tahun terakhir, impor beras di tahun 2023 ini merupakan yang terbesar, yakni sebesar 3,06 juta ton,” ujar Pudji, dalam konferensi pers, Senin (15/1/2024).
Secara keseluruhan, nilai impor barang konsumsi mengalami peningkatan signifikan. Pada November 2023, nilai impor barang konsumsi tercatat 191,6 juta dollar AS, atau tumbuh 10,53 persen.
Dibandingkan November 2022, nilai impor barang konsumsi juga tumbuh 19,82 persen. Selain beras, ada tiga komoditas lain yang menyumbang impor besar, yaitu gula, daging jenis lembu, serta jagung. Adapun impor gula sampai November 2023 tercatat 4,55 juta ton dengan nilai 2,54 miliar dollar AS.
Impor gula berasal dari tiga negara utama yaitu Thailand, Brasil, dan Australia. Di sisi lain, impor daging lembu memiliki nilai 753,84 juta dollar AS dan impor jagung 276,07 juta dollar AS sampai November 2023.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, nilai impor barang konsumsi mengalami peningkatan signifikan. Pada November 2023, nilai impor barang konsumsi tercatat 191,6 juta dollar AS, atau tumbuh 10,53 persen.
Sumber: CekFakta.com/Kompas.com