Kronologi, Pohuwato – Kepala Seksi Sarana di Balai pengelolaan Transportasi Darat (BPTD) Kelas II Gorontalo, Hotden Naibaho, membeberkan penyebab matinya traffic Light di kompleks blok plan Marisa, Kabupaten Pohuwato.
Menurut Hotden, awalnya lampu traffic light itu bagus dan berfungsi. Kemudian, kata dia, terjadi penebangan pohon yang berada di dekat lampu tersebut dan menimpa tiang dari traffic light itu sendiri sehingga menyebabkan kerusakan.
Akibat kejadian itu, Dishub Pohuwato ikut campur tangan dalam perbaikan lampu traffic light sebagaimana kesepakatan pada rapat sebelumnya.
“Kemarin Dishub (Dinas Perhubungan) Provinsi sudah diskusikan dengan Dishub Pohuwato dan sudah disepakati dalam waktu dekat ini melalui Dishub Pohuwato akan mengundang teknisi dari Dishub Kota Gorontalo. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini itu segera terlaksana,” katanya kepada Kronologi, Rabu (17/1/2024).
Selain itu, Hotden juga mengatakan bahwa jumlah anggaran untuk perbaikan traffic light tergantung dari kerusakan lampu itu sendiri. Adapun perbaikannya tidak akan berlangsung lama apabila teknisinya sudah ke Pohuwato.
“Saya rasa kalau memang mereka (teknisi) langsung ke sana (Pohuwato) enggak lama (perbaikannya) karena namanya teknisi ini sudah tahu mana yang mau diperbaikinya. Mudah-mudahan enggak lama,” jelasnya.
Pihaknya, kata Hotden, mengimbau kepada para pengendara sementara waktu untuk berhati-hati agar tidak terjadi hal-hal yang kita tidak inginkan bersama.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Perhubungan Pohuwato, Herdi Poha, mengatakan, hasil rapat di Provinsi Gorontalo bahwa pihak BPTD akan mengusahakan traffic light itu akan berfungsi kembali pada akhir Januari ini.
“Mereka pihak BPTD siap, cuma mereka bilang tanggulangi dulu karena biaya (perbaikan) belum ada. (Kemudian) saya bilang nanti saya bicarakan dulu dengan Pak Kadis (Perhubungan Pohuwato),” ungkapnya saat ditemui di ruangannya, Kamis (18/1/2024).
Ia menjelaskan, traffic light tidak berfungsi disebabkan karena terjadi korsleting pada bagian kabel dan diperkirakan menghabiskan anggaran sekitar Rp10 juta. Namun yang menjadi pertanyaan, sambungnya, siapa yang harus menanggung anggaran tersebut.
“Saya lapor sama pak kadis, (kadis bilang) koordinasi dulu dengan bagian umum dan DLH (Dinas Lingkungan Hidup) nanti bagaimana kita koordinasi. Belum ada kesepakatan (siapa yang menanggulangi biaya perbaikan). Kesepakatan pada rapat itu baru sebatas saya akan menyampaikannya sama pak kadis,” pungkasnya.
Penulis: Hamdi