Kronologi, Jakarta – Mantan Ketum PBNU, KH. Said Aqil Siroj menghadiri haul KH Bisri Syansuri ke-45 di Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar, Jombang, Jawa Timur, Sabtu (13/1/2024).
Dalam sambutannya, Kyai Said menegaskan, bahwa di Pilpres 2024 ini dirinya berada di pihak Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.
Mulanya Kyai Said bercerita bahwa Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dulunya merupakan tetangga dekat. Cak Imin turut hadir di lokasi haul.
“Mantan tetangga saya, akhil aziz, Dr Abdul Muhaimin Iskandar yang Insyaallah akan berhasil dengan mudah menjadi wakil presiden RI. Ini mantan tetangga saya, dulunya kayanya dulu saya, saya mobilnya sudah Kijang bagus, beliau masih bodolan mobilnya itu tahun 1996,” kata Kyai Said Aqil, Sabtu (13/1/2024).
Kyai Said mengatakan dirinya mendukung penuh Cak Imin dalam kontestasi politik yang tengah berlangsung. Meskipun, menurut Said, dia bukan merupakan tokoh besar, terlebih tidak memiliki jabatan apapun.
“Saya dukung (AMIN), 100%. Tapi saya ini apa wong Ketua NU bukan, ketua partai ya bukan. Ketika Nabi Ibrahim dibakar Raja Namrud. Binatang-binatang besar seperti macan, gajah berupaya meniup api, memadamkan api. Termasuk semut. Oleh gajah, oleh macan diketawain. ‘Semut, semut, kamu itu nggak efektif, apa gunane kamu, tiupanmu nggak ada gunanya, nggak ada pengaruhnya apa-apa’,” cerita Kyai Said mengibaratkan.
“Jawabe semut, ‘Saya tahu saya sadar tiupan saya nggak ada apa-apa dibanding tiupanmu yang besar-besar. Tapi ini merupakan simbol, tanda bahwa saya berada di pihak Ibrahim, bukan di pihak Namrud’,” imbuhnya.
Dari situ, Kyai Said kembali menegaskan bahwa dirinya berada di pihak 01. “Walaupun (posisi saya) nggak ono gunane wes, seperti semut lah nggak ada gunanya lah. Hanya ketahuilah bahwa saya ada di pihak 01,” pungkasnya.
Untuk diketahui, haul Mbah Bisri kali ini juga dihadiri Anies Baswedan, Habib Umar Muthahar, KH Marzuki Mustamar, KH Masduqi Abdurrahman, KH Abdurrahman al-Kaustar, Nyai Hj Farida Salahuddin Wahid, Nyai Hj Djuwairiyah Fawaid, serta sejumlah kiai, gus dan nyai lainnya.
Editor: Alfian Risfil A