Kronologi, Jakarta – Sejumlah wajah baru bakal meramaikan kontestasi Pileg lokal Ibu Kota Jakarta pada 14 Februari 2024. Salah satunya adalah Ahmad Wibi Wibawanto, putra sulung Ketua DPRD DKI Jakarta dua periode H. Prasetio Edi Marsudi.
Wibi yang baru ikut kontestasi Pileg pada Pemilu 2024 ini, terlihat bernyali besar.
Betap tidak, walau pendatang baru, tetapi caleg DPRD DKI Dapil I Jakarta dari PDIP tersebut tak gentar ‘menghadapi’ aktivis Jakarta dalam sebuah diskusi bersama aktivis yang biasa disebut NGOJAK (NGObrolin JAKarta) di Gedung Gondangdia Lama 25, Jalan RP Soeroso Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (11/1/2024).
Diskusi bertajuk: Peluang Caleg Baru Melenggang Ke Kebon Sirih (DPRD DKI Jakarta), Wibi tampak lugas menjawab pertanyaan para aktivis ibu kota.
Dalam kesempatan ini, Wibi berjanji bila berhasil melenggang ke Kebon Sirih, dirinya akan memperjuangkan penggratisan retribusi pemakaman di Taman Pemakaman Umum (TPU) yang dikelola Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
Wibi mengatakan, penggratisan retribusi makam ini sangat penting sebagai bentuk pelayanan optimal kepada warga. Terlebih, kematian tidak dapat diduga kapan datangnya.
“Retribusi biaya pemakaman harus bisa dihapuskan agar tidak membebani mereka yang sedang berduka. Terlebih, bagi warga berpenghasilan rendah atau tidak mampu,” kata Wibi.
Wibi mengusulkan, jika Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memerlukan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari retribusi makam bisa dengan membuat TPU komersil bagi kalangan menengah ke atas.
“Saat ini banyak masyarakat golongan menengah ke atas di Jakarta yang rela membayar mahal untuk mendapatkan makam yang baik seperti di San Diego Hills atau Al-Azhar Memorial Garden. Padahal, makam-makam mewah ini ada di luar Jakarta,” terangnya.
Caleg nomor urut 5 dari Dapil DKI Jakarta I (Jakarta Pusat) ini menambahkan, dirinya sudah blusukan ke kampung-kampung di Jakarta Pusat untuk menyerap aspirasi warga.
“Masih ada warga yang mengeluhkan terkait birokrasi. Kemudian, bantuan pendidikan melalui KJP hingga Kartu Lansia Jakarta,” ungkapnya.
Tidak kalah penting, lanjut Wibi, dari blusukan tersebut secara langsung juga bisa dilihat perlunya penataan kawasan atau lingkungan permukiman di Jakarta.
“Kalau saya terpilih, saya akan memperjuangkan penataan kawasan agar warga, khususnya anak-anak bisa menempati hunian yang lebih layak dan nyaman. Jakarta akan bertransformasi sebagai kota global, kita malu kalau masih ada daerah kumuh, padat, dan miskin,” ucapnya.
Wibi menambahkan, DPRD DKI Jakarta juga perlu lebih adaptif terhadap perkembangan teknologi. Termasuk, untuk menyerap aspirasi atau laporan dari warga.
“Saya akan menginisiasi pembuatan dan pengembangan aplikasi pelaporan warga kepada Wakil Rakyat di DPRD DKI secara online,” bebernya.
Wibi juga berjanji saat terpilih nanti akan melaksanakan tugas kedewanan dengan baik dan penuh rasa tanggung jawab.
“Paling penting adalah on time dalam kehadiran. Kalau kita tidak disiplin tepat waktu bagaimana kita punya komitmen menyelesaikan persoalan warga secara cepat,” tegasnya.
Sementara itu, Aktivis Pro Jakarta, Ahmad Sulhy menaruh harapan besar kepada caleg-caleg baru DPRD DKI Jakarta untuk memberikan kontribusi maksimal untuk memberikan manfaat nyata bagi warga Jakarta saat sudah terpilih.
Sulhy juga meminta kepada para caleg pendatang baru agar punya nyali dan siap menghadapi tantangan dari manapun.
“Saya sangat optimistis dari diskusi tadi, mas Wibi sebagai caleg dari generasi milenial akan melenggang ke DPRD DKI Jakarta karena mempunyai kompetensi dan tekad kuat untuk menyelesaikan sejumlah persoalan di Jakarta sesuai tugas dan fungsi Legislatif,” kata Sulhy.
Ia meminta, jika sudah terpilih nantinya, Wibi bisa tetap menjadikan aktivis di Jakarta dan media sebagai Mitra strategis.
“Sekarang ini kita melihat secara kasat mata, banyak anggota dewan yang seperti alergi dengan aktivis maupun kerja-kerja jurnalistik. Padahal, masyarakat juga perlu mendapatkan informasi kerja-kerja Wakil Rakyat di Kebon Sirih,” cetus Sulhy.
Editor: Alfian Risfil A