Kronologi, Gorontalo – Calon legislatif DPR RI Provinsi Gorontalo nomor urut 3 yang diusung PPP, Sawaludin, dipercaya menjadi khatib dan imam salat Jum’at di Masjid Baitul Makmur, Desa Barakati, Kecamatan Batuda’a, Kabupaten Gorontalo.
Meski ditengah agenda kampanye politik yang padat, Sawaludin mimilih untuk tetap hadir dan memberikan khutbah Jum’ah di masjid tersebut. Khutbah yang disampaikan Sawaludin membahas tentang “Muhasabah Diri Diakhir Tahun”.
Saat khutbah dimulai, jamaah masih terus berdatangan. Sejumlah pengurus masjid tampak sibuk mempersiapkan bagian luar masjid untuk para jamaah yang tidak kebagian tempat di dalam masjid.
Pada awal khutbah, Sawaludin mengingatkan kembali, bahwa akhir tahun adalah momentum paling tepat untuk melakukan muhasabah diri.
“Muhasabah untuk mengevaluasi perilaku selama setahun ke belakang, sebagai jalan untuk bertaubat serta lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT,” kata Sawaludin, Jum’at 29 Desember 2023.
Mantan TNI ini mengatakan, kehidupan di dunia seperti melewati sebuah jalan dengan lintasan penuh dengan dinamika dan tantangan. Jalan tersebut kadang sangat terjal, landai, dan mendatar, hingga jangan sampai membuat manusia terlena.
“Perjalanan selalu menyisakan masa lalu sebagai pengalaman, masa kini sebagai kenyataan, dan masa yang akan datang sebagai harapan. Sehingga dalam perjalanan semua orang butuh petunjuk jalan agar mampu berada pada jalan yang benar,” kata Sawaludin.
Sawaludin berujar, dalam sebuah perjalanan panjang manusia harus menyempatkan diri untuk berhenti sejenak mengumpulkan kembali semangat dan tenaga guna melanjutkan perjalanan. Seperti kehidupan di dunia, manusia harus menyediakan waktu untuk melakukan kontemplasi (muhasabah), introspeksi, hingga evaluasi diri.
Seperti yang disampaikan sayyidina Umar bin Khattab, kata Sawaludin, “Hisablah diri (introspeksi) kalian sebelum kalian dihisab, dan berhias dirilah kalian untuk menghadapi penyingkapan yang besar (hisab).
“Bahkan, dalam sebuah hadits riwayat Imam Tirmidzi, Rasulullah bersabda; Orang yang cerdas (sukses) adalah orang yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri, serta beramal untuk kehidupan sesudah kematiannya. Sedangkan orang yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah SWT,” kata Sawaludin mengutip Imam Tirmidzi.
Sebagai penduduk akhir zaman yang memiliki beragam tantangan, Sawaludin mengajak masyarakat di Batuda’a untuk lebih meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT.
“Kita semua mengerti dan tahu, bahwa hidup ini hanyalah sementara dan dunia ini hanya sekadar tempat persinggahan menuju kehidupan abadi. Mari bersama-sama kita terus meningkatkan ketaqwaan kepada Allah,” tandas Sawaludin.
Penulis: Even Makanoneng