Kronologi, Gorontalo – Direktur Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Bolango Ahmad Bahri disebut melakukan sejumlah kebijakan non-prosedural. Tindakan Ahmad ini menimbulkan gejolak pro dan kontra di internal perusahaan, hingga demo mahasiswa.
Buntut dari persoalan ini sejumlah mahasiswa dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo melakukan aksi demo di empat titik berbeda, termasuk kantor Bupati Bone Bolango, Kamis 23 November 2023 kemarin. Mereka meminta bupati melakukan audit dan mencopot Ahmad dari jabatan Direktur Perumda Tirta Bolango.
Merespon tuntutan massa aksi, Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Bone Bolango, Merlan S Uloli menyampaikan, telah menerima laporan atas keluh kesah karyawan terkait carut-marut di Perumda Tirta Bolango.
“Apa yang kalian sampaikan sama seperti kegaduhan dan kegalauan saya. Kami berharap, lahir era baru setelah selesai persoalan yang besar di Perumda Tirta Bolango. Tetapi belum lebih dari satu tahun timbul persoalan-persoalan baru,” ucap Merlan di depan mahasiswa.
“Mereka (karyawan) datang melapor kepada saya. Saya waktu itu masih menjabat sebagai wakil bupati. Laporan itu sudah saya tindaklanjuti melalui Dewan Pengawas Perumda Tirta Bolango untuk melakukan pemeriksaan,” sambung Merlan.
Merlan menuturkan, pasca karyawan Perumda Titra Bolango melaporkan berbagai persoalan di internal perusahaan tersebut, lahir persoalan baru. Terdapat karyawan menerima sanksi non-aktif dari Direktur Perumda Tirta Bolango.
“Timbul persoalan (baru) yang melibatkan pegawai-pegawai di nonaktifkan. Semua yang terjadi dilaporkan kepada saya,” ungkap Merlan.
Saat ini, kata Merlan, Inspektorat telah melakukan audit di internal Perumda Tirta Bolango. Hasil dari audit itu akan menjadi dasar pemerintah daerah untuk mengambil keputusan.
“Hari ini (hasil audit) baru diserahkan. Hasil audit itu yang akan menjadi dasar saya mengambil keputusan. Saya tidak berpihak kepada siapa pun, tapi saya berpihak pada kebenaran,” terang Merlan.
“Tidak usah ragukan saya. Mohon maaf. Saya tidak takut. Tidak ada yang saya takut, kalau saya benar. Saya minta, sabar, karena dalam mengambil keputusan kita harus paham dan berdasarkan aturan,” tutup Merlan.
Penulis: Even Makanoneng