Kronologi, Sukabumi – Sebanyak 120 calon jemaah umrah terpaksa batal berangkat ke Tanah Suci, Mekah, Arab Saudi. Mereka batal berangkat dan diturunkan dari bus saat perjalanan menuju bandara.
Beberapa calon jemaah yang kecewa pun akhirnya mendatangi kantor PT Tanur Mutmainnah Tour yang berada di Jalan RA Kosasih, Kelurahan Subangjaya, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi. Mereka menuntut kepastian jadwal keberangkatan hingga meminta uang kembali.
Siti Aisyah (43) warga asal Purabaya, Kabupaten Sukabumi harus menelan pahit usai dia batal berangkat ke tanah suci. Bukan hanya sendiri, ia batal umrah bersama sebelas anggota keluarganya.
Awalnya, seluruh jemaah yang berjumlah 120 orang sudah melaksanakan pelepasan pada Senin (30/10/2023). Dari 120 orang tersebut, 80 orang sudah melunasi dengan total pembayaran Rp1,3 miliar, sedangkan 40 orang lainnya belum melunasi pembayaran.
Kemudian, saat dalam perjalanan menuju bandara tepatnya di pertigaan Cibolang, Kabupaten Sukabumi, seluruh jemaah diminta untuk beristirahat. Namun tak disangka, mereka tiba-tiba dibatalkan berangkat ke tanah suci.
“Iya sudah mau ke bandara, suruh turun sama panitia. Kenapa? Katanya ‘istirahat sebentar,’ saya tanya-tanya kenapa? Oh nggak jadi berangkat. Ya Allah, astagfirullah,” kata Aisyah seperti dikutip dari detikJabar.
“Tadi sudah di jalan, berhenti di masjid Cibolang ke arah Jakarta, sudah pelepasan. Sudah naik bus menuju Bandara (Soetta), kecewanya gitu,” sambungnya.
Dia mengatakan, alasan dibatalkannya para jemaah itu karena dari 120 orang jemaah ada 40 orang yang belum melunasi pembayaran dan belum mendapatkan visa.
“Informasinya belum ada visa, kalau paspor udah ada. Kan uang saya sudah lunas semuanya 12 orang, 80 orang udah lunas tapi membela yang 40 orang yang belum lunas. Terus sekarang belum ada visa,” ungkapnya.
Aisyah sendiri telah membayar uang sebesar Rp350 juta. Pembayaran itu pun sudah dilunasi dua minggu yang lalu sebelum keberangkatan.
Pihaknya mengaku kecewa karena uang tersebut dikumpulkan dengan susah payah dari hasil bertani.
“Ah atuda ngarana petani, meunang cape sanes ku gaduh acis, baningku hoyong sadayana keluarga angkat (ya namanya juga petani, hasil kerjakeras bukan karena punya uang, saking ingin semua keluarga ingin berangkat semua),” kata Aisyah.
Dia merasa kecewa dan malu setelah pelepasan jemaah namun batal di tengah jalan. Aisyah pun menuntut agar uang yang dikeluarkan sebesar Rp350 juta untuk dikembalikan.
“Kecewa, malu sama tetangga, sama semua orang. Anak nggak mau ke sekolah lagi karena malu sama teman-temannya, malu,” ujarnya.
Pihaknya sempat bertemu dengan pemilik tour. “Sempat ketemu, katanya mau tanggal 14 (November) diberangkatkan tapi belum tentu. Saya mah mau uang kembali saja karena kecewa,” tambahnya.
Sementara itu, Kapolsek Cikole Resor Sukabumi Kota AKP Cepi Hermawan mengatakan, pihaknya sempat memediasi antara para jemaah dan pemilik tour travel. Beberapa jemaah memutuskan untuk menempuh jalur hukum dan membuat laporan ke Polres Sukabumi Kota.
“Kami memediasi antara jemaah dengan pihak travel supaya tidak terjadi ganguan Kamtibmas. Kami juga tidak mencari siapa yang salah, siapa yang benar karena harus melalui proses,” kata Cepi singkat.
Klarifikasi Pihak Travel
PT Tanur Muthmainnah Tour membantah terlibat dalam kasus gagal berangkat 120 calon jemaah umrah asal Sukabumi, Jawa Barat.
Direktur Humas PT Tanur Muthmainnah, Salmin Abdullah Nahdi menegaskan bahwa Aang Gunawan dan Cecep Hermansyah, oknum yang menjadi dalang gagal berangkatnya 120 calon jemaah tersebut sudah diberhentikan sejak 2 Oktober 2022 lalu, melalui surat bernomor SKP/01-02/TMT/2022.
“Kedua orang tersebut kami berhentikan karena telah melanggar kode etik,” kata Salmin dalam keterangan tertulisnya, Selasa (31/10/2023).
Tanur Muthmainnah juga tidak pernah menerima pemberitahuan pendaftaran maupun pembayaran atas 120 calon jemaah umrah itu. Padahal, dalam banyak kesempatan bahwa transaksi pembayaran yang sah hanya melalui rekening pusat Tanur Muthmainnah.
“Kami sangat dirugikan dalam hal ini,” tandas Salmin.
Terkait kasus ini, Tanur Muthmainnah telah mengambil sejumlah langkah, salah satunya dengan menerjunkan Tim Humas untuk mencopot seluruh atribut Tanur Muthmainnah yang terpasang di kantor para oknum.
“Kami juga melakukan klarifikasi ke Kementerian Agama dan sejumlah media. Kami pun siap menjadi saksi untuk membantu berjalannya proses hukum jika diperlukan,” pungkas Salmin.
Editor: Alfian Risfil A