Literasi Digital
Cak Imin: Negara Harus Mengejar Ketertinggalan Teknologi

Kronologi, Jakarta – Wakil Ketua DPR RI, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, mengatakan, Indonesia harus bisa mengejar ketertinggalan teknologi dari negara lain. Menurutnya, hal ini menjadi syarat bila Indonesia ingin sejajar dengan negara-negara maju lainnya.
Cak Imin menyampaikan hal itu saat menjadi narasumber dalam Webinar Ngobrol Bareng Legislator dengan tema “Pemanfaatan TIK untuk Mewujudkan Kedaulatan Digital Indonesia” yang diselenggarakan Kementerian Kominfo bekerja sama dengan Komisi I DPR RI, Senin (27/3/3023).
“Termasuk di semua sektor yang berdekatan dengan masyarakat. Ini merupakan tanggung jawab negara untuk menyiapkan untuk masyarakat,” kata Cak Imin.
Anggota Komisi I DPR RI itu menilai, kualitas SDM menjadi hal yang fundamental untuk mengejar ketertinggalan teknologi. Pemerintah, kata dia, harus bisa meningkatkan produksi teknologi melalui kampus dan sekolah.
“Negara harus menganggarkan anggaran besar untuk meningkatkan kualitas SDM kita sehingga menjadi produsen teknologi, bukan konsumen teknologi,” ujarnya.
Ia melanjutkan, inovasi dan kreativitas juga penting dalam memanfaatkan teknologi ini. Menurutnya, kualitas sumber daya yang inovatif ini akan menghasilkan inovasi.
“Dunia digital ini didikte dengan produksi teknologi. Konsumen teknologi Indonesia sangat didikte dengan teknologi informasi. Kita menjadi konsumen yang boros untuk membelanjakan uang kita untuk mengejar keterbutuhan teknologi yang selalu saja diperbarui setiap saat,” katanya.
Narasumber lain, Ahmad Adzam, pegiat literasi digital, mengatakan, manfaat teknologi informasi dan komunikasi tidak hanya dirasakan beberapa pihak, melainkan oleh semua kelompok masyarakat. Mulai ari siswa/pelajar hingga sampai pekerja sukses, semuanya bisa merasakan manfaat dari TIK.
“Dalam peningkatan layanan manfaat TIK bagi masyarakat atau manusia akan sangat memudahkan layanan misalnya seperti saat pembuatan KTP yang mana sebelumnya kita harus kekeluaran/desa sekarang dengan adanya peningkatan pelayanan kita bisa membuat KTP digital,” katanya.
Sementara, akademisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ismail Cawidu, mengatakan, bangsa yang berbudaya adalah bangsa yang bermartabat yang menghormati budayanya sendiri. Menurutnya, sifat teknologi informasi adalah menembus batas geografi dan budaya.
“Sehingga ketika kita memutuskan diri untuk masuk ke dunia digital, kita sudah akan terpapar dengan seluruh budaya di seluruh geografi dunia. Dunia digital memiliki karakter global yang tidak bisa dipilah-pilah. Sementara geografi dan budaya itu memiliki ciri khas nya sendiri,” kata Ismail.
“Jangankan budaya bangsa, setiap generasi saja memiliki budaya yang berbeda. Kemudian datang teknologi pasti terjadi perubahan sesuatu terhadap perubahaan yang diikuti. Artinya tanpa kita memiliki budaya digital agar kerepotan kita dalam menghadapi kehidupan hari ini,” lanjut dia.
Penulis: Zul
-
Regional5 jam ago
Jawaban Orang Tua Viecri soal Laporan Polisi Sopir Truk
-
Megapolitan5 jam ago
Kongres MAPKB Diharapkan Jadi Momentum untuk ‘Merefresh Ulang’ Keluarga Besar Betawi
-
Regional5 jam ago
Sopir Truk di Gorontalo Lapor Polisi Usai Dianiaya 2 Pejabat
-
Nasional5 jam ago
Mega Minta Ganjar Tak Sungkan Akui ‘Petugas Partai’
-
Internasional3 jam ago
Tabrakan Kereta Api di India: 288 Orang Tewas, 850 Luka Serius