Nasional
Turis di Bali Protes Ayam Berkokok, Teddy: Petugas Trantib Jangan Dikte Warga Lokal

Kronologi, Jakarta – Beberapa hari terakhir ramai kabar mengenai sejumlah turis asing di Bali yang membuat petisi ke pemerintah karena memprotes ayam berkokok.
Mereka memprotes ayam berkokok milik warga setempat, di sekitar tempat mereka menginap.
Petugas penjaga ketenteraman dan ketertiban (Trantib) di kecamatan kemudian meminta pemilik ayam merelokasi ayamnya menjauh dari lokasi penginapan, tapi ditolak oleh pemilik ayam tersebut.
Partai Garuda menilai seharusnya petugas penjaga ketenteraman dan ketertiban (trantib) di kecamatan tegas mengambil keputusan yang tidak merugikan warga lokal.
“Sedang ramai, ada sejumlah turis membuat petisi ke pemerintah Bali. Mereka merasa terganggu oleh suara ayam berkokok di sekitar tempat mereka menginap. Trantib di sana meminta agar pemilik ayam merelokasi ayamnya, menjauh dari lokasi penginapan, tapi ditolak oleh pemilik ayam tersebut,” kata Wakil Ketua Umum Partai Garuda, Teddy Gusnaidi, kepada wartawan, Sabtu (4/3/2023).
Teddy mengatakan, persoalan ini bisa jadi sekilas lucu dan sepele. Namun, menurutnya, sebetulnya persoalan ini mengandung sesuatu yang serius.
“Kelihatannya lucu dan sepele, tapi ini tidak lucu dan tidak sepele. Karena memberi ruang kepada pihak asing untuk mendikte masyarakat lokal. Seharusnya trantib di sana tegas, jika tidak nyaman, komplain ke hotel atau pindah mencari hotel lain, bukan malah mendikte warga lokal pemilik ayam,” tutur Teddy.
Teddy mencontohkan hal lain. Jika yang merasa terganggu adalah warga sekitar yang memang tiap hari berada di sekitar lokasi, solusinya bisa dicarikan dengan duduk bersama.
“Berbeda jika tetangga pemilik ayam itu atau warga sekitar yang merasa terganggu, maka bisa dibicarakan, dicari penyelesaiannya, bukan turis yang hanya mampir sebentar. Bahkan jika tidak ada titik temu, bisa menggunakan KUH Perdata dan UU tentang peternakan dan kesehatan hewan,” kata Teddy.
“Menghormati dan melindungi para tamu adalah adab yang baik dan memang sudah menjadi karakter masyarakat bangsa ini, tapi bukan berarti harus menginjak harga diri kita. Kasus ini terlihat sepele tapi ini tidak sepele,” pungkas jubir Partai Garuda itu.
Diberitakan sebelumnya, Satuan Ketenteraman dan Ketertiban (Trantib) Kuta Selatan mendapat keluhan melalui petisi dari 10 tamu warga negara asing (WNA) yang tinggal di homestay Anumaya Bay View, Jimbaran, Kuta Selatan, Badung, Bali. Petisi itu muncul karena suara kokokan ayam yang dianggap mengganggu ketenangan mereka.
Kepala Seksi Trantib Kecamatan Kuta Selatan I Kadek Agus Alit Juwita mengatakan peristiwa tersebut bermula dari seorang bule Rusia keberatan ayam berkokok di tempat ia menginap, yaitu di Anumaya. Kokokan ayam tersebut dinilai berisik. Petisi itu dilayangkan pada Kamis (2/3/2023).
Keluhan itu kemudian disampaikan berupa petisi oleh salah satu perwakilan bule Rusia yang datang ke kantornya. Bule Rusia datang bersama salah satu warga lokal bernama Agus, yang merupakan orang kepercayaan Homestay Anumaya.
Petisi itu, kata dia, berisi penolakan keras adanya ayam yang berkokok setiap hari di depan homestay tersebut. “Kalau komplain menurut pengakuan tamunya setiap hari. Tamu itu sudah ada sebulan menginap di homestay itu,” imbuhnya.
Editor: Alfian Risfil A
-
Regional1 hari ago
Nelson: Jika Keputusan DPP Tidak Sesuai, Saya Keluar dari PPP!
-
Regional5 hari ago
Jawaban Orang Tua Viecri soal Laporan Polisi Sopir Truk
-
Regional4 hari ago
Proyek Jalan GORR Pakai Material Timbunan Ilegal? Pengawas: Tanya Bos!
-
Nasional2 hari ago
Jokowi Dianggap Aneh Tak Tegur KSP Moeldoko yang Gugat SK Menkumham
-
Regional5 hari ago
Sopir Truk di Gorontalo Lapor Polisi Usai Dianiaya 2 Pejabat
-
Nasional4 hari ago
MK Alami Degradasi Moral Sejak Anwar Usman Jadi Adik Ipar Jokowi
-
Regional2 hari ago
Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Irwan: Sampah Ancaman bagi Manusia
-
Megapolitan5 hari ago
Kongres MAPKB Diharapkan Jadi Momentum untuk ‘Merefresh Ulang’ Keluarga Besar Betawi