Jago di Medsos, Pengamat Militer: Alasan Pemberian Pangkat Letkol Tituler ke Deddy Rancu

Kronologi, Jakarta – Pemberian Pangkat Letnan Kolonel (Letkol) Tituler Angkatan Darat kepada selebritas Deddy Corbuzier oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto baru-baru ini menuai kontroversi.

Pasalnya, alasan pemberian pangkat tersebut dinilai tak urgen dan tak relevan.

Sebelumnya, juru bicara Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengaku, pangkat letkol tituler diberikan kepada Deddy karena kemampuannya dalam komunikasi di media sosial (medsos) untuk menyebarkan pesan-pesan kebangsaan.

Pengamat militer dari Marapi Consulting and Advisory, Beni Sukadis menilai alasan pemberian pangkat letkol tituler kepada Deddy karena punya kemampuan komunikasi di medsos justru rancu.

“Alasan jago komunikasi di Medsos untuk membantu tugas TNI menjadi rancu. Karena membantu TNI dalam konteks publikasi secara masif menggunakan medsos belum memiliki dampak berarti,” kata Beni, Kamis (15/12/2022).

Beni berpendapat alasan yang disampaikan juru bicara Prabowo tak relevan dan terkesan mengada-ada.

Menurut dia, Deddy bisa saja menggunakan kemampuannya itu untuk membantu TNI tanpa perlu diberikan pangkat tersebut.

“Seolah dengan memakai pangkat, semua tugas TNI dalam pertahanan negara menjadi lebih mudah diselesaikan,” ujarnya.

Beni pun tak sependapat jika dikatakan pola komunikasi antara TNI dengan masyarakat selama ini tak berjalan baik.

Ia justru menilai tim media TNI melalui pusat penerangan (puspen) di level Mabes TNI dan tiap matra sudah berjalan baik dan interaktif. Contohnya, dengan memberikan informasi atau konten kepada masyarakat di media sosial atau melalui media massa.

“Sebenarnya komunikasi dari TNI ke publik bagus, mereka termasuk bagus dalam aspek konten dan berita-beritanya,” katanya.

Ia menilai pemberian pangkat kepada Deddy tak memiliki nilai urgensi. Beni menyarankan agar pemberian pangkat tersebut dikaji ulang.

“Urgensinya hampir tidak ada dalam pemberian pangkat terkait, maka sebaiknya dikaji ulang soal kemudahan pemberian pangkat tituler ini,” katanya.

Editor: Alfian Risfil A