Regional
Dianggap Tak Becus Tangani Pasien Penjambretan, Kinerja Pimpinan RS La Palaloi Maros Dipertanyakan

Kronologi, Maros – Kinerja pimpinan Rumah Sakit (RS) La Palaloi Maros dipertanyakan oleh sejumlah pihak, termasuk SAPMA Pemuda Pancasila, lantaran dianggap tidak becus dalam menangani pasien penjambretan, yakni Karaeng Tanang (60), ibu rumah tangga yang merupakan warga Kecamatan Tanralili, Kabupaten Maros.
Menurut Ketua SAPMA Pemuda Pancasila Kabupaten Maros, Ahmad Takbir Abadi, pihak rumah sakit terus melakukan kesalahan berulang-ulang tanpa memperhatikan keselamatan korban. Ia pun mendesak pemerintah agar segera melakukan evaluasi di tubuh pimpinan rumah sakit umum daerah itu.
“Kami mendesak pihak pimpinan Rumah Sakit La Palaloi agar segera dievaluasi. Kesalahan yang berulang akan mengakibatkan korban meninggal dunia yang seharusnya masih sempat diselamatkan. Ini persoalan kemanusian,” kata Ahmad, Selasa (20/9/2022).
Sebelumnya pada Senin kemarin (19/9/2022) sekitar pukul 14:12, korban, Karaeng Tanang (60), hendak pergi ke pasar dengan anak laki-lakinya dan berboncengan mengendarai motor matic. Namun nahas, saat di poros Labuang-Pakere musibah menimpanya. Ia dijambret oleh OTK hingga tak sadarkan diri dan langsung dilarikan ke RS La Palaloi eks Salewangang.
Selama di RS, anak korban yang kesehariannya bekerja sebagai pegawai di Pemda Maros mengaku ibunya tersebut tidak mendapatkan pelayanan dengan baik.
“Mama saya dari kemarin tidak pernah dapat pertolongan pertama dari pihak rumah sakit, alasannya harus bayar biaya administrasi dulu baru bisa ditangani. Totalnya Rp7 juta. Saya mau pakai BPJS tapi tidak bisa juga. Alasannya karna ini bukan murni kecelakaan tapi ada faktor tindak kriminal,” katanya.
“Saya ke Polres Maros untuk minta bantuan, tapi pihak kepolisian hanya bisa bantu kawal dan penyidikan. Sementara mama saya ini butuh perawatan cepat,” sambungnya.
Ia mengaku sangat kecewa dengan pelayanan RS La Palaloi, karena lebih mementingkan biaya administrasi ketimbang menyelamatkan nyawa ibunya.
“Dari kemarin saya sampai kehabisan energi untuk bolak-balik rumah sakit ke polres hanya untuk mama saya, agar cepat ditangani. Tapi apa, sampai mama saya meninggal sama sekali tidak ada perawatan intensif. Sakit sekali hatiku” ujarnya.
Dari keterangan yang dihimpun, diketahui hingga pukul 22:10 pihak RS La Palaloi belum mengambil tindakan medis dengan alasan belum ada biaya administrasi.
“Dari kemarin saya sudah laporkan hal ini ke pihak kepolisian Polres Maros. Saya dibantu dan diberi arahan, namun memang kesanggupan kepolisian hanya sebatas menyidik. Bahkan pihak rumah sakit juga tidak memberikan bukti visum supaya mama saya bisa segera dirujuk ke rumah sakit lain,” ungkap dia.
“Sakit sekali hatiku, karena pelayanan rumah sakit yang harus mengutamakan pembayaran administrasi ketimbang pelayanan. Mama saya sudah meninggal dan kami pihak keluarga cuma bisa menangis kecewa karena belum sempat melihat mama kami dirawat sebagaimana mestinya” pungkasnya.
Penulis: Guntur Editor : Zulhamdi
-
Regional6 hari ago
Buntut Aduan Ivana, Sejumlah Tokoh Kabupaten Gorontalo Bentuk Forum Penyelamat Daerah
-
Regional6 hari ago
Ekwan Harap Pokir Perbaikan Jalan Lupoyo Cs Terealisasi
-
Regional6 hari ago
Mobil Dinas Pejabat BPSDA Bengawan Solo Tabrakan di Magetan, 1 Orang Luka Berat
-
Nasional7 hari ago
Kejagung Duga Aliran Duit ke Adik Johnny Plate Berkaitan Jabatan Menkominfo
-
Regional7 hari ago
Ryan Kono Soroti Aset Daerah yang Sering Tak Penuhi Asas Manfaat
-
Regional7 hari ago
Buka Workshop P4GN, Ismail Madjid Sampaikan Instruksi Wali Kota soal Pencegahan Narkoba
-
Regional7 hari ago
Pengusaha Sebut Kesbangpol Bohong soal Mediasi: Tidak Benar, Masalah Belum Tuntas
-
Regional5 hari ago
Bupati Gorontalo kembali Aktifkan Jabatan Yusran Lapananda