Literasi Digital
Bentengi Diri dari Pengaruh Medsos, Jadilah Masyarakat Digital yang Beretika dan Berbudaya

Kronologi, Jakarta – Perkembangan teknologi dan informasi telah menjadi sebuah keniscayaan sejarah yang tidak bisa dihindari. Sehingga, semua orang hanya bisa beradaptasi dan mengikuti perkembangan zaman tersebut.
Demikian disampaikan Tenaga Ahli Wakil Ketua DPR RI, Achmad Maulani, saat menjadi narasumber dalam Webinar Literasi Digital yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika
Kemkominfo RI bekerja sama dengan Komisi I DPR RI dengan tema “Menjadi Masyarakat Digital yang Beretika dan Berbudaya”, Selasa (9/8/2022).
Maulani mengatakan, ada tiga ciri yang melekat di era masyarakat informasi ini, yakni pertama virtuality, kedua kecepatan, dan ketiga yakni network atau jaringan. Menurutnya, ketiga ciri itu harus bisa kita manfaatkan agar perkembangan teknologi informasi ini berdampak positif bagi kehidupan kita.
“Kita saat ini suka tidak suka kita berada dan tergerus oleh cengkeraman teknologi. Tetapi bukan kita tidak bisa bersikap kritis,” kata Maulani.
“Kalau dulu ada diktum aku berfikir maka aku ada, sekarang sudah bergeser dengan aku mengklik maka aku ada,” ujarnya.
Menurut Maulani, saat ini anak-anak muda banyak yang merasa eksistensinya ada ketika unggahan mereka di media sosial mendapatkan tanggapan yang banyak. Menurutnya, hal ini adalah tanda-tanda kita mulai kecanduan dengan medsos.
“Riset di Inggris ketika kita merasa seperti itu maka kita berada pada kegilaan tingkat dasar. Nah, masyarakat pada titik itu bukan lagi homo sapiens, tapi homo digital. Orang sudah terbelenggu pada teknologi. Betul-betul hidupnya sangat ketergantungan dengan teknologi,” ucap dia.
Meski demikian, kata Maulani, hal itu bukan sebuah kesalahan. Pasalnya, menurut dia ketika kemajuan teknologi dimanfaatkan dengan baik maka akan berdampak positif.
“Saya punya teman-teman di Yogyakarta yang bisa memanfaatkan betul berkah dari kemajuan teknologi ini. Mereka memanfaatkan media sosial untuk mengembangkan UMKM mereka,” ungkapnya.
“Pesan saya, menjadi konsumtif itu tidak baik. Apalagi itu hanya untuk membangun citra. Bentengi diri kita dari media sosial dengan melakukan saring sebelum sharing,” tandasnya.
Sementara, pegiat media sosial dan akademisi, Rinda Amalia, mengatakan, media digital telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Sehingga, menurutnya, sudah sewajarnya kita menjadi masyarakat digital yang beretika dan berbudaya.
“Hendaknya kita menggunakan media sosial untuk hal-hal yang produktif,” kata Rinda.
Ia menyebutkan, manfaat dunia digital yakni kemudahan dalam berkomunikasi, kemudian mobile dan fleksibel, serta internet lebih dominan daripada pulsa. Selain itu, menurutnya, masyarakat jadi mudah berbelanja dan memenuhi segala kebutuhan.
“Kita sangat mudah untuk menjadi konsumen aktif ataupun produsen aktif,” ujarnya m
Berbeda dengan zaman dulu, lanjut Rinda, hari ini kita memiliki dua status yakni sebagai masyarakat biasa, di mana berinteraksi seperti biasanya dengan masyarakat di lingkungan rumah.
“Kemudian status sebagai masyarakat digital di mana kita berinteraksi secara virtual di internet,” pungkasnya.
Penulis: Zul
-
Regional6 hari ago
Diduga Salah Tetapkan Tersangka, Oknum Penyidik Polresta Manado Dilaporkan ke Kapolda Sulut
-
Megapolitan6 hari ago
Anak Haji Lulung & 5 DPC PPP DKI Mundur Gegara Ulama-Habaib Dipecat dari Majelis Syariah DPW
-
Regional4 hari ago
Pemda Gorontalo Klaim Jaminan Pelaksanaan Proyek: 8 Perusahaan Tembus Rp3 Miliar
-
Nasional2 hari ago
PBNU Bela Baliho Erick Tohir: Yang Harus Dikecam Itu yang Jualan NU tapi Suul Adab
-
Regional2 hari ago
Polres Pohuwato Tangkap Warga Pemilik Puluhan Ribu Obat Ifarsyl
-
Regional6 hari ago
Mayat Gadis Tergeletak di Areal Puncak Gunung Lawu, Cuaca Ekstrem Gagalkan Evakuasi
-
Headline2 hari ago
Survei SMRC: Anies Terus Menguat
-
Megapolitan4 hari ago
PT JakPro: Anggaran Formula E 2022 Selesai Diaudit, Hasilnya Wajar