Puji Megawati, Rizal Ramli: Kalau Konsekuen Presidensial, Tidak Perlu Threshold

Kronologi, Jakarta – Tokoh nasional, Rizal Ramli, memuji Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, atas pernyataannya tentang koalisi di negara bersistem politik presidential.

Dalam Sekolah Partai yang digelar PDIP di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Megawati dengan tegas menyebut bahwa kader PDIP yang masih berbicara tentang koalisi untuk keluar dari partai. Alasannya, karena kader yang berbicara koalisi itu tidak mengerti tentang sistem ketatanegaraan.

Menurut Rizal Ramli, apa yang disampaikan putri Bung Karno itu sudah benar.

“Mbak Mega benar!” puji Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur itu lewat akun twitternya, Rabu (22/6/2022).

Namun demikian, Rizal Ramli turut memberi catatan serius atas pernyataan Megawati tersebut. Dia menuntut konsistensi Megawati dalam urusan presidential threshold atau ambang batas pencalonan presiden.

Karena, syarat pencalonan sebesar 20 persen kursi parlemen atau 25 persen suara nasional juga tidak perlu dalam sistem presidensial.

“Kalau konsekuen, presidential tidak perlu threshold. Akibat syarat threshold 20 persen, pada bikin koaliasi!” tukas Rizal Ramli.

Megawati sebelumnya menegaskan bahwa tidak ada istilah koalisi dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang menganut sistem presidensial. Sistem koalisi hanya dikenal di negara yang menganut sistem parlementer dalam pemilihan perdana menteri.

“Kita sistemnya adalah presidensial, bukan sistem parlementer. Akibatnya kan saya suka bingung lho Bapak Presiden (Jokowi) kok bilang koalisi, koalisi, dan koalisi. Tidak ada, tidak ada. Kalau kerja sama, yes,” kata Megawati yang disampaikan kepada kader PDIP.

Penulis: Tio
Editor: Zul