Kronologi, Gorontalo – Siapa sangka jika di dalam sirkuit Sang Profesor terdapat sebuah makam keramat yang disebut milik seorang aulia? Di tempat itulah jasad Umi Oli’i atau Aulia Maliyama dikebumikan.
Sirkut dengan panjang lintasan 1.100 meter ini berada di kawasan bumi perkemahan Jalan Hasan Dangkua, Kelurahan Bongohulawa, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo.
Keberadaan makam Aulia Maliyama itu nyaris tak banyak diketahui orang. Makam ini terletak tepat di dalam sirkuit Sang Profesor, pada sisi kanan setelah tikungan ke-2 jalur lintasan. Posisi makam hanya berjarak 7 meter dari arena lintasan road race.
Di tempat itu juga terdapat kuburan suami dari Aulia Maliyama, Remi Oli’i atau yang sering disebut Bapu Remi, termasuk cucu mereka yang lahir pada tahun 1935 silam, Djafar Salupa.
Terlihat jelas pada dua batu nisan milik Aulia Maliyama itu bertuliskan “Umi Oli’i Meninggal Dunia Pada Hari Senin 15 Agustus 1994, 7 Rabiul Akhir 1415 Hijriah”.
Selain makam Aulia Maliyama, terdapat empat kuburan lain yang dengan tanaman Kamboja di atas kubur. Dari keempat makam tersebut dua diantaranya masih memiliki batu nisan lengkap dengan tulisan nama Maryam S. Nusi dan Djafar Salupa. Sementara dua makam lainnya tidak terdapat batu nisan, hanya tanaman Kamboja dan batu alam sebagai penanda kuburan.
“Cerita sejarah Aulia Maliyama ini dari ayah saya yang pernah menjadi kepala desa di kampung ini. Jumlah kuburan di sirkuit ada lima. Satu makam keramat, makam aulia,” kata penjaga kawasan sirkuit Sang Profesor, Djalaludin Mobonggi (59), Sabtu (18/6/2022) malam.
Namun pensiunan Aparat Sipil Negara atau ASN 2021 ini mengatakan, terdapat kesalahan pada penulisan batu nisan tahun Aulia Maliyama wafat. Djalaludin menyebut, jika Aulia Maliyama tidak wafat pada tahun 1994 tersebut.
“Saya masih ingat waktu tahun 1972, saya duduk di kelas 6 SD (Sekolah Dasar). Waktu itu makam Aulia Maliyama sudah ada. Dulu makam itu di atas bukit. Jadi tulisan di batu nisan itu salah, dulu itu tidak ada,” terang pria yang akrab dipanggil Djala ini.
Sosok Aulia Maliyama, kata Djala, adalah perempuan yang dikenal atas kepintarannya, alim, dan disegani warga pada masa itu. Selain itu, Djala mengaku tidak banyak tahu.
Menanggapi mengapa makam Aulia Maliyama tidak dipindahkan waktu pembangunan sirkuit Sang Profesor, permintaan itu atas keinginan keluarganya sendiri, kata Djala.
“Keluarga mereka sendiri yang menolak rencana semua kuburan itu dipindah. Mereka ingin makam-makam itu tidak dibongkar dan dipindah,” tandas Djala.
Seperti diketahui, sirkuit yang dibangun pada tahun 2019 ini memiliki total panjang 1.100 meter dengan luas area 90 hektar.
Sirkuit Sang Profesor memiliki panjang lintasan 1.100 meter dengan lebar lintasan antara 6-8 meter. Sirkuit ini memiliki 7 tikungan, 5 tikungan ke kanan dan 2 tikungan ke kiri. Sementara trek lurus sepanjang 300 meter.
Penulis: Even Makanoneng
Discussion about this post