Nasional
Teddy Gusnaidi Tantang Kaum Buruh Realisasikan Mogok Nasional

Kronologi, Jakarta – Partai Garuda menantang kaum buruh yang tergabung dalam Partai Buruh merealisasikan mogok nasional.
Hal ini disampaikan Wakil Ketua Umum Partai Garuda Teddy Gusnaidi merespons ancaman mogok nasional yang dilontarkan elemen buruh saat menggelar unjuk rasa di depan Gedung DPR RI pada 15 Juni, Kemarin.
“Saya malah senang dan menantang para buruh yang menjadi pengikut organisasi buruh dan Partai Buruh untuk merealisasikan hal itu. Jangan hanya bacot gede nyalinya nggak ada,” kataTeddy Gusnaidi dalam keterangannya, Jumat (17/6/2022).
Teddy antas menyerukan agar pengusaha tak segan memberhentikan buruh-buruh yang ikut mogok. Dia menyarankan para pengusaha menyiapkan lowongan kerja baru.
“Saya serukan ini waktunya para pengusaha untuk bersih-bersih, siap-siap membuka lowongan kerja, mengganti buruh yang mau kerja saja. Karena ketika mereka melakukan mogok nasional, maka sesuai dengan aturan ketenagakerjaan, otomatis para buruh itu mengundurkan diri,” imbuhnya.
Teddy meminta para buruh menolak politisasi Partai Buruh. Dia mengingatkan para buruh untuk fokus bekerja menghidupi keluarga.
“Buruh itu menjadi berjuang untuk keluarga, jangan mau dimanfaatkan untuk menjadi pejuang organisasi dan Partai Buruh. Karena, ketika buruh dan keluarganya kesusahan, organisasi dan Partai Buruh tidak akan pernah menjamin dan membantu kehidupan para buruh,” katanya.
Diketahui, sebelumnya ancaman mogok nasional dilontarkan elemen buruh bila tuntutannya tak didengar pemerintah dan DPR RI. Tuntutan tersebut adalah menolak revisi Undang-Undang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (UU PPP) hingga menyoroti pelaksanaan kampanye 75 hari.
“Tuntutannya ada lima, satu menolak UU Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan atau kita kenal dengan UU PPP. UU PPP ini pintu masuk daripada pemerintah dan DPR melegalkan omnibus law dan Cipta Kerja,” kata Ketua Umum Partai Buruh Said Iqbal di lokasi, Rabu (15/6/2022).
Selain itu, Said mengatakan massa aksi menyoroti permasalahan lain, di antaranya menolak omnibus law UU Cipta, mendesak pengesahan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga, dan menolak liberalisasi pertanian.
“Bilamana ini (tuntutan) tidak didengar aksi pada hari ini, bisa dipastikan Partai Buruh bersama organisasi serikat buruh akan mengorganisasi mogok nasional, setop produksi, diikuti 5 juta buruh,” tegas Said Iqbal.
Editor: Alfian Risfil A
-
Regional1 hari ago
Nelson: Jika Keputusan DPP Tidak Sesuai, Saya Keluar dari PPP!
-
Regional4 hari ago
Jawaban Orang Tua Viecri soal Laporan Polisi Sopir Truk
-
Regional3 hari ago
Proyek Jalan GORR Pakai Material Timbunan Ilegal? Pengawas: Tanya Bos!
-
Nasional1 hari ago
Jokowi Dianggap Aneh Tak Tegur KSP Moeldoko yang Gugat SK Menkumham
-
Regional4 hari ago
Sopir Truk di Gorontalo Lapor Polisi Usai Dianiaya 2 Pejabat
-
Nasional4 hari ago
MK Alami Degradasi Moral Sejak Anwar Usman Jadi Adik Ipar Jokowi
-
Megapolitan4 hari ago
Kongres MAPKB Diharapkan Jadi Momentum untuk ‘Merefresh Ulang’ Keluarga Besar Betawi
-
Regional1 hari ago
Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Irwan: Sampah Ancaman bagi Manusia