Kronologi, Maros – Jumlah kasus stunting atau gizi buruk di Kabupaten Maros pada 2022 ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Maros akan menambah anggaran pencegahan dalam rangka mengatasi kasus tersebut.
Bupati Maros, AS Chaidir Syam, mengaku cukup prihatin dengan peningkatan jumlah angka stunting selama dua tahun di kabupaten itu.
“Namun peningkatan ini menjadi tantangan buat kami untuk bekerja maksimal dalam penanganan dan pencegahan stunting,” kata Chaidir, Senin (23/5/2022).
Chaidir mengungkapkan, pihaknya berencana untuk meningkatkan anggaran pencegahan stunting di Kabupaten Maros pada tahun ini yang sebelumnya sekitar Rp45 miliar menjasi Rp63 miliar.
“Kami berencana akan meningkatkan anggaran pencegahan menjadi Rp63 miliar,” ujarnya.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Maros, Muhammad Yunus, mengatakan, saat ini jumlah kasus stunting mencapai 4.434 balita. Sementara tahun sebelumnya hanya 2.892 kasus.
“Pada tahun 2022 jumlah stunting mencapai 4.434 atau 14 persen dari 29.684 balita yang diperiksa. Sementara pada tahun 2021 yakni 2.892 atau 9.47 persen dari 30.584 balita yang diperiksa,” ungkap Yunus.
Mantan Kepala Puskesmas Bantimurung ini menambahkan, pada 2020, jumlah stunting berkisar 3.812 atau 13,04 persen dari 29.231 balita yang diperiksa. Menurutnya, jumlah kasus stunting tertinggi berada di Kecamatan Turikale.
“Karena sasarannya banyak dan partisipasi masyarakat lebih bagus. Sesuai data jumlah kasus di Turikale 809 balita,” sebutnya.
Dia menilai, penyebab meningkatnya jumlah stunting di Kabupaten Maros berbarengan dengan partisipasi masyarakat untuk membawa anaknya ke posyandu juga meningkat.
“Sehingga yang dilakukan pemeriksaan semakin meningkat pula. Sebelumnya itu, rendah karena masih pandemi sehingga masyarakat enggan membawah anaknya ke posyandu. Semakin banyak yang diperiksa, maka semakin banyak yang kita temukan,” ujarnya.
Untuk mempercepat penurunan Stunting di Kabupaten Maros, Yunus mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk berkolaborasi dengan melaksanakan pecegahan dari awal.
“Kami juga berharap semua balita agar rutin dibawa ke posyandu minimal satu kali dalam sebulan untuk mengukur tumbuh kembang dan menharapkan masyarakat agar tetap menjaga kebersihan lingkungan dengan menggunakan jamban sehat dan air bersih,” paparnya.
Penulis: Guntur
Discussion about this post