Kronologi, Gorontalo – Warganet di media sosial Facebook mendadak dihebohkan dengan adanya video yang memperlihatkan seorang laki-laki tengah meluapkan kemarahannya kepada para tenaga kesehatan. Diketahui peristiwa tersebut bertempat di Puskesmas Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara (Gorut).
Vidio berdurasi 1 menit 57 detik, yang diunggah oleh akun bernama Pakaya Iya M Moohulao, itu telah dibagikan sebanyak 1.739 kali, dan mendapatkan komentar 939, pada Jumat (20/5/2022) pukul 08:00 Wita.
Dari Informasi yang diterima Kronologi.id, laki-laki tersebut bernama Wandi Pakaya, warga Desa Ilangata Barat, Kecamatan Anggrek. Ia meluapkan kemarahannya karena anaknya, Fitry Pakaya (26) yang tengah mengalami sakit di bagian dada mendapatkan pelayanan yang kurang baik dari puskesmas tersebut.
“Waktu masuk di puskesmas mereka (tenaga kesehatan) beralasan jika saat itu tidak ada dokter dan lain sebagainya. Padahal yang kami mau adalah pertolongan pertama diberikan terlebih dahulu seperti pemasangan infus,” kata Fathia Nurul Hasanah Moohulao, yang merupakan keluarga Wandi, saat dihubungi, Kamis (19/5/2022).
Namun, lanjut dia, ekspektasi pelayanan sangat jauh dari pikiran keluarga. Menurutnya, pihak puskesmas saat itu hanya memberikan pernyataan akan melakukan swab antigen kepada pasien
“Lalu setelah itu nakes katakan kepada kami (keluarga) silakan dibawa ke Rumah Sakit ZUS saja,” lanjut dia.
Fathia menuturkan, pasien datang pada Rabu (18/5/2022) pukul 23.00 WITA. Pasien baru diterima oleh puskesmas setelah insiden kemarahan seorang pria tersebut walaupun masih menunggu lama.
“Masih lama kita menunggu di luar, setelah ayahnya pasien meronta kemudian nakes menerima pasien
Tetapi di dalam pasien hanya melakukan tensi darah, dan tidak ada tindakan lain,” ucapnya.
Nakes itu, kata Fathia, hanya memberikan pernyataan bahwa pasien baik baik saja. Padahal, menurutnya, saat itu pasien mengalami sakit pada bagian dada.
“Namun, sepupu saya mereka (nakes) bilang tidak apa-apa padahal sakit dadanya. Memang pelayanan tidak bagus sekali, karena pasien dibilang begitu,” ujarnya.
Pada keesokan harinya, lanjut Fathia, tepatnya pada Kamis (19/5/2022) Fitri Pakaya telah meninggal sekitar pukul 13.00 WITA.
Menurut Fathia, keluarga beranggapan bahwa pihak puskesmas ataupun dinas kesehatan setempat tidak merasa bersalah atas kejadian ini. Hal itu karena saat pemakaman korban tak ada satupun yang datang dari dua instansi tersebut.
“kita tunggu dari pihak kesehatan datang ke sini. Kalau tidak kami lapor ke Polisi,” tandasnya.
Kronologi.id sendiri tengah berupaya melakukan konfirmasi terkait kejadian tersebut ke pihak terkait lainnya.
Penulis: Dani Baderan
Discussion about this post