Kronologi, Jakarta – Sejumlah tokoh dari mulai elite partai hingga kepala daerah disebut-sebut memiliki potensi menggantikan Presiden Joko Widodo di Pilpres 2024. Lalu siapa calon pemimpin yang layak untuk menggantikan Presiden Jokowi nanti?
Pakar Komunikasi Politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing menilai, calon pemimpin yang layak maju di Pilpres 2024 nanti adalah harus yang berkualitas. Sehingga, calon pemimpin yang menggantikan Presiden Jokowi tidak hanya memiliki elektabilitas dan popularitas yang tinggi.
“Karena pemimpin bangsa yang kita cari ini adalah mencari pemimpin berkulitas, bukan pemimpin elektabilitas dan popularitas,” kata Emrus, kepada wartawan, Jakarta, Kamis (19/5).
Pemimpin berkualitas yang ada saat ini, kata Emrus, adalah Ketua DPR RI Puan Maharani. Ada lima alasan kenapa Puan dinilainya sebagai sosok pemimpin berkualitas.
Pertama, katanya, sebagai kader PDIP, Puan menunjukan suatu kepemimpinan dan kenyamanan bagi orang di sekitarnya, dan tidak pernah menimbulkan suatu polemik di partai.
Kedua, lanjut Emrus, sebagai anggota DPR, selama menjabat tidak ada suatu pun tindakan prilaku komunikasi politik yang memang menimbulkan kegaduhan.
Ketiga, saat menjabat sebagai Ketua Fraksi PDIP DPR, Puan bisa menahkodai fraksinya dengan baik, sehingga dialektika di bawah kepemimpinan fraksinya terus memperjuangkan kepentingan masyarakat.
Keempat, ketika Puan Maharani memimpin Kemenko PMK bisa berjalan dengan baik.
Kelima, sebagai Ketua DPR, Puan bisa memimpin berbagai kepentingan politik dan fraksi sehingga DPR bisa melaksanakan tugas fungsinya secara baik.
“Kita lihat satu contoh keberhasilan dia, menggolkan UU TPKS yang merupakan suatu capaian luar biasa, melindungi orang-orang lemah, melindungi kaum perempuan, melindungi anak-anak, bukankah itu suatu hal yang substantif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” kata Emrus.
Emrus menilai, poin-poin pandangan atau kritikan yang disampaikan Puan juga menjadi representasi dari rakyat, bukan berpihak kepada pemerintah.
“Dari semua itu, bukankah Puan bisa disebut sebagai pemimpin berkualitas? Banyak orang yang salah menilai dirinya, padahal Puan merupakan orang yang luar biasa. Kenapa orang salah menilai? Karena Puan ini bekerja menimbulkan citra, bukan dia bekerja untuk pencitraan,” paparnya.
Puan dinilainya bekerja tanpa mempedulikan pencitraan, tapi mengedepankan pekerjaannya yang bisa bermanfaat langsung oleh rakyat.
“Bukankah ada bakal calon-calon yang dicitrakan secara masif di ruang publik seakan-akan kawan itu sudah tidak ada kurangnya,” jelas Emrus.
Nah, kata Emrus, hal itu yang kerap menjadi kesalahan sebagian besar publik yang hanya melihat sosok pemimpin dari sebatas elektabilitas.
“Seolah-olah kita mencari pemimpin sama dengan kita memasarkan prodak atau barang. Nah, ini berbahaya. Seharusnya pemimpin yang kita cari pemimpin yang berkualitas gagasan, dan idenya serta bekerja secara kualitas. Tidak pemimpin yang sibuk mewacanakan dirinya dan orang lain, sibuk pencitraan,” katanya.
Discussion about this post