Kronologi, Gorontalo – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Gorontalo, buka suara menyusul polemik antara guru dan kepala sekolah yang berujung penggalangan tanda tangan baru-baru ini.
Kepada Kronologi.id Kepala Sub Bagian (Kasubag) Umum dan Kepegawaian Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Frenki Pomalingo membenarkan jika terjadi polemik antar guru di salah satu Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Limboto.
“Saya yang terima surat. Ada 9 orang guru yang menandatangani surat pernyataan itu. Pokok persoalannya tentang pengelolaan keuangan BOS (Dana Bantuan Operasional) sekolah dan kebijakan kepala sekolah,” kata Frenki.
Frenki menuturkan, sebelum membuat surat yang ditandatangani sembilang orang guru tersebut. Sejumlah guru di sekolah itu pernah mendatangi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengadukan kepala sekolah secara lisan.
“Mereka pernah datang tiga kali, namun saya hiraukan karena tidak memiliki surat. Kalau misalnya secara tertulis kan saya bisa sampaikan kepada kepala dinas dan bisa di ambil keputusan,” ujar Frenki.
Setelah menerima surat, Frenki mengaku telah mengundang kedua belah pihak dengan hari yang berbeda untuk diklarifikasi.
“Saya tidak bisa mempertemukan mereka, karena emosi semua. Yang saya takutkan ketika saya pertemukan di dinas bisa kacau di sini. Kedua-duanya keras, bersikukuh tetap pada pendirian masing-masing,” ungkap Frenki.
Ia menyampaikan, masalah antar guru dan kepala sekolah itu sudah berlansung lama. Bahkan, para guru mengaku jika mereka sudah merasa tidak aman berada di sekolah.
“Pengakuan guru-guru itu bahwa mereka sudah tidak aman lagi berada di sekolah. Malah mereka meminta untuk dipisahkan dengan kepala sekolah,” jelasnya.
Frenki juga mengaku tidak bisa mengambil kebijakan atau keputusan terkait polemik antar guru dan kepala sekolah. Namun, dia selalu melakukan koordinasi dengan kepala dinas.
“Saya hanya menerima aduan dan melakukan koordinasi dengan kepala dinas. Keputusan ada pada kelapa dinas,” tukas Frenki.
Untuk menindaklanjuti surat tersebut, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Titiyanto Pauweni menyampaikan, akan kembali menggelar pertemuan dengan menghadirkan kedua pihak.
“Akan saya klarifikasi kepada mereka apa masalahnya. Kalau kepala sekolah terbukti bersalah paling tidak dia di pindah, termasuk guru yang melapor pun pindah,” terang Titiyanto.
Kata Titiyanto polemik antar guru di sekolah memang sering kali terjadi, namun masalah jarang terekspos kepada publik.
”Iya memang sering terjadi seperti ini. Ada kalanya bisa diselesaikan, (namun yang ini) ada hubungan (keluarga) dengan Bapak Jayusdi Rivai. Sebenarnya bisa kami selesaikan secara sendiri,” tandas Titiyanto.
Penulis: Even Makanoneng
Discussion about this post