Kronologi, Jakarta – Keberadaan internet sudah menjadi sebuah kebutuhan bagi para siswa di berbagai sekolah. Bahkan, banyak manfaat yang akan diraih oleh para siswa di sekolah dengan adanya akses internet.
Anggota Komisi I DPR RI, Hasbi Anshory, menyebut, ada lima manfaat yang bisa diraih para siswa dengan diberikannya internet gratis di sekolah. Kelima manfaat itu yakni informasi terkait lembaga pendidikan bisa lebih mudah diakses, metode pembelajaran bisa menarik bagi siswa dan mempermudah mencari materi.
“Kemudian memudahkan belajar bahasa asing, dam memudahkan mendapatkan informasi beasiswa,” kata Hasbi saat menjadi narasumber dalam Seminar Merajut Nusantara yang digelar BAKTI Kominfo bekerja sama dengan Komisi I DPR RI yang mengambil tema “Internet Gratis untuk Sekolah”, Selasa (19/4/2022).
Seperti diketahui, pemerintah terus hadir untuk memberikan akses internet kepada seluruh masyarakat, terutama sekolah. Bahkan, pemerintah juga mengeluarkan program bantuan subsidi kuota internet untuk siswa di sekolah.
Program bantuan subsidi kuota internet itu diselenggarakan pada Januari–Mei 2021 dengan anggaran Rp3,0 triliun. Adapun total rincian anggaran bagi kuota internet tersebut mencapai Rp8,54 triliun.
Hasbi mengatakan, transformasi digital adalah keniscayaan sejarah. Di sektor pendidikan bisa dilihat di mana para guru menjangkau siswa-siswi melalui media yang tidak dibayangkan sebelumnya karena adanya internet.
“Nah, transformasi digital pendidikan di Indonesia ini tetap harus selaras dengan nilai-nilai Pancasila,” ujarnya.
Hasbi mengatakan, ada beberapa kondisi saat ini yang perlu diatasi untuk melakukan transformasi digital, di antaranya masih banyak daerah-daerah yang sulit terakses internet karena masalah infrastruktur.
“Kominfo memastikan sekolah adalah prioritas dalam pembangunan jaringan internet. Kemarin di Kabupaten Batanghari ada 17 sekolah yang dibangun infrastruktur internet,” ungkap Hasbi.
“Akses internet tidak bisa berdiri sendiri, tapi juga harus teraliri listrik. Bagaimana Bakti mau memasang jaringan internet bila aliran listrik belum tersedia,” lanjutnya.
Hasbi menilai, internet dan listrik adalah infrastruktur dasar dalam mewujudkan transformasi digital di Indonesia. Menurutnya, kolaborasi menjadi kunci dalam mewujudkan internet gratis di sekolah.
“Ego sektoral harus disingkirkan. Kami berusaha agar anggaran Kominfo terus naik agar tidak ada lagi daerah blank spot di Indonesia,” tegasnya.
Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jambi, Varial Adhi Putra, mengatakan, banyak manfaat bagi siswa dengan keberadaan akses internet. Menurutnya, pemerintah saat ini juga telah hadir melalui berbagai program untuk memudahkan siswa dalam berinternet.
“Ada program internet gratis yang sudah dilakukan pemerintah melalui Bakti. Ini sudah dilakukan pemantauan pemasangan internet gratis. Kemendikbud juga sudah memberikan kuota gratis pada 2021,” katanya.
Menurut Varial, pihaknya menargetkan pada 2025 infrastruktur pendidikan berbasis teknologi sudah terpenuhi di seluruh sekolah SMA di Jambi. Menurutnya, dari 11 kabupaten kota memang ada beberapa yang selama ini blank spot atau belum terjangkau jaringan internet.
“Nah, ini yang terus diupayakan untuk bagaimana wilayah-wilayah itu bisa terakses internet,” ujarnya.
Dalam seminar itu juga hadir Ketua Dewan Pakar ISKI, Yuliandre Darwis. Menurutnya, saat ini penggunaan internet oleh para siswa terus mengalami peningkatan.
Selama ini, kata dia, banyak orang tua yang memproteksi anaknya yang bersekolah SD untuk mengakses internet. Namun, menurutnya, berdasarkan data justru penggunaan internet di kalangan pelajar SD justru meningkat.
“Kita bayangkan selama pandemi ini para siswa SD melakukan pembelajaran jarak jauh. Ini kan artinya sulit untuk menjauhkan diri dari internet,” katanya.
Discussion about this post