Kronologi, Jakarta – Keragaman budaya, suku, bahasa dan lainnya yang ada di Indonesia merupakan keindahan dan kekuatan yang harus dijaga serta dikelola dengan baik. Pasalnya, keragaman itu akan menjadi permasalah bila tidak dikelola dengan baik.
Demikian disampaikan anggota Komisi I DPR RI, Hasbi Anshory, dalam Webinar Petunra Online yang digelar Ditjen IKP Kominfo dengan tema “Indahnya Keberagaman dan Pentingnya Toleransi di Indonesia”, Minggu (27/3/2022).
“Seperti contoh dalam bermasyarakat kita perlu hidup saling berdampingan dan menghormati pilihan masing-masing. Perbedaan ini merupakan keindahan,” kata Hasbi.
Dalam perbedaan itu, kata Hasbi, masyarakat harus bisa saling mengapresiasi dan menghormati. Menurutnya, hal ini adalah bagian dari sikap toleransi.
“Urgensi toleransi adalah menciptakan perdamaian, meminimalisir konflik dan perpecahan, menciptakan lingkungan yang rukun dan nyaman. Selain itu juga memperkuat ketahanan bangsa. Keragaman ini merupakan alat pemersatu,” ujarnya.
Hasbi mengatakan, kunci menumbuhkan toleransi adalah penghargaan. Kemudian empati dan bisa menempatkan diri.
“Baik mayoritas maupun minoritas harus saling menghormati dan menghargai,” ucap dia.
“Kemajemukan dan keragaman budaya menjadi ciri khas Indonesia di dunia. Ini harus dijaga,” lanjutnya.
Hasbi menyebutkan, di dunia ini negara yang paling banyak sukunya adalah India dengan 2000 suku. Kemudian Papua Nugini 315 suku yang berbeda, disusul Indonesia 300 suku bangsa, Nigeria 300 suku juga, kemudian Kongo 200 suku dan etnik.
“Bisa dibayangkan bila 300 suku ini tidak dikelola dengan baik hingga saling berkonflik, maka Indonesia bisa tidak ada lagi,” katanya.
Kemudian bahasa yang digunakan masyarakat dunia yang tertinggi adalah Papua Nugini dengan 840 bahasa. Sedangkan Indonesia menempati urutan kedua dengan 715 bahasa.
“Ini semuanya harus kita jaga untuk menjadi kekuatan bangsa kita,” tegasnya.
Dalam webinar itu juga hadir Guru Besar Prodi Sendratasik Universitas Jambi, Prof Dr Mahdi Bahar. Dalam kesempatan itu, ia mengatakan bahwa Hidup di Indonesia merupakan simfoni kehidupan dan harmoni keadilan.
“Keragaman dan toleransi merupakan keniscayaan. Sementara intoleran merupakan perilaku menyimpang,” tandasnya.
Discussion about this post