Sudah Tiga Orang Meninggal Terseret Arus, Warga Dua Desa di Tolinggula Minta Jembatan Gantung

Kronologi, Gorontalo – Wakil Ketua 2 DPRD Kabupaten Gorontalo Utara (Gorut), Hamzah Sidik, mengungkapkan, pihaknya menerima sejumlah aspirasi dari masyarakat di dua desa di Kecamatan Tolinggula yang meminta adanya jembatan gantung untuk menghubungkan pemukiman dengan lahan perkebunan warga.

Hamzah menyebut, aspirasi tersebut disampaikan masyarakat Desa Limbato dan Papualangi, yang sering melewati sungai untuk pergi berkebun. Pasalnya, hingga kini sudah ada tiga orang yang meninggal akibat air naik dan memaksakan diri untuk menyeberang sungai tersebut.

“Karena sungai itu juga dipakai untuk jalur arum jeram,” kata Hamzah di Kantor DPRD Gorut, Senin (31/1/2021).

Kondisi seperti itu, menurut Hamzah, akan membuat produktivitas petani sekitar terganggu. Karena jika para petani bekerja pada pagi hari dan menjelang siang hari langit terlihat mendung, mereka akan pulang lebih awal untuk menghindari naiknya air sungai.

“Yang biasanya mereka bisa kerja sampai sore hari, tapi tidak bisa sampai hari jam berapa. Dan itu saya sampaikan jangan sampai memakan korban lagi. Nah itu di Tolinggula yaitu jembatan gantung,” jelasnya.

Selain jembatan gantung, ungkap Hamzah, ada juga aspirasi yang ditemukan tentang peningkatan pariwisata di Desa Papualangi yang meminta adanya Flying Fox di Papualagi Hills.

“Saya bilang nanti kita bantu-bantulah, tetapi yang penting kita akan kawal itu jembatan gantung yang diperlukan oleh dua desa di APBD 2023 nanti,” tutup Hamzah.

Penulis: Dani Baderan