Rabu, Mei 25, 2022
KRONOLOGI.ID
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Regional
  • Internasional
  • Politik
  • Bisnis
  • Hiburan
  • Lifestyle
  • Tekno
  • Opini
No Result
View All Result
KRONOLOGI.ID
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Regional
  • Internasional
  • Politik
  • Bisnis
  • Hiburan
  • Lifestyle
  • Tekno
  • Opini
No Result
View All Result
KRONOLOGI.ID
No Result
View All Result
Home Opini

Bahaya Ibu Kota Negara Baru yang Bernama Nusantara

REDAKSI by REDAKSI
20/01/2022
in Opini
A A
Bahaya Ibu Kota Negara Baru yang Bernama Nusantara

Desain Ibu Kota Baru Nusantara./Ist


Oleh: M Rizal Fadillah
(Pemerhati Politik dan Kebangsaan)

Perpindahan Ibu Kota Negara memiliki tiga pertanyaan mendasar yaitu apa urgensinya, mengapa harus dari nol, dan untuk kepentingan siapa. Soal urgensi penting karena dirasakan tidak terlalu mendesak untuk bersusah payah “membuang” uang membangun Ibu Kota Negara baru. Mengapa tidak dibangun di lokasi yang sudah ada Kota atau Kabupaten yang potensial untuk dikembangkan. Benarkah pemindahan itu demi kesejahteraan rakyat atau sekedar untuk memenuhi keinginan elit kekuasaan dan pemilik modal ?

Ketika semua samar dan bukan berorientasi pada peningkatan kesejahteraan rakyat, maka pemindahan Ibu Kota Negara hanya ajang mainan kelompok kepentingan yang diam-diam menggandeng wakil-wakil rakyat untuk berkonspirasi. Cara memproses dan memutuskan UU seperti maling yang takut ketahuan cukup membuktikan bahwa memang telah terjadi konspirasi brutal. Rakyat ditutup suara dan aspirasinya.

Ibu Kota Baru itu bernama Nusantara, nama yang tidak kreatif dan inovatif. Bukan tidak bagus maknanya tetapi tidak bernuansa baru. Terlalu banyak nama Nusantara. Gedung DPR, lagu Koes Plus, hingga gedung bioskop. Sejarawan menyatakan Nusantara terasa Jawa-sentris jika dikaitkan dengan sejarah Kerajaan Majapahit.

alterntif text

Sejarah politik juga mengenal tokoh PKI yang bernama Dipa Nusantara Aidit. Disamarkan dengan DN Aidit. Ketua CC PKI ini nama lamanya Achmad Aidit yang masa kecil atau mudanya khatam Qur’an dan sering menjadi muadzin. Setelah berada dalam pergaulan politik berganti nama dengan nama baru Dipa Nusantara Aidit. Jadilah ia komunis yang dekat dengan RRC. Pemberontakan G30S PKI dikendalikan atau sekurangnya sepengetahuan dari Partai Komunis China.

Rakyat bertanya siapa “penghuni” Ibu Kota Negara baru nantinya. Di samping eksodus pegawai pemerintahan pusat tentu juga banyak “penduduk baru”. Pebisnis atau konglomerat sudahlah pasti. Ditambah dengan orang-orang kaya yang mampu membeli fasilitas dan perumahan di “kota baru” itu. Diprediksi mereka bukanlah pribumi. Pintu “impor” terbuka dan diaspora paling masif biasanya berasal dari daratan China.

Akankah Ibu Kota Negara baru ini menjadi Singapura baru dengan mayoritas penduduk yang berwajah “bukan melayu” ? Inilah tantangan baru atau mungkin disain baru. Karenanya perencanaan harus terbuka dengan pola pengendalian yang ketat.

Mengingat rezim kini sangat berorientasi pada investasi, tidak jelas kebijakan yang pro-pribumi, serta bersahabat erat dengan Pemerintah RRC termasuk PKC, maka rasanya skeptis adanya pengendalian ketat tersebut.

Lalu mungkinkah ada pihak yang sengaja memilih nama Nusantara agar cepat mengasosiasi dengan Dipa Nusantara ?
Semua pasti akan membantah, tetapi dapat dipercayakah para pemimpin yang mudah atau biasa berbohong dan gemar menipu rakyat ?

Moga pindah Ibu Kota Negara baru bukan kebohongan baru dengan misi baru yang memberi ruang baru bagi para taipan untuk menguasai sebesar-besar aset negeri. Jika Nusantara hanya sebagai tahapan menuju penjajahan baru, maka bahaya semakin nyata.

Wajar jika kini rakyat keras menolak pindahnya Ibu Kota Negara.
Semakin tergambar bahwa Nusantara bukan akan membawa berkah tetapi justru menjadi malapetaka bagi anak bangsa.

Bandung, 19 Januari 2022

Tags: Ibu Kota BaruIKNNusantara
alterntif text
Previous Post

Arteria PDIP Minta Maaf ke Masyarakat Jawa Barat soal Sentilan Sunda

Next Post

Covid Harian RI Tembus 2.116 Kasus, Tertinggi Sejak 25 September 2021

Related Posts

Banjir Landa IKN, Wakil Kepala Adat: Setiap Datang Hujan Pasti Kebanjiran

Banjir Landa IKN, Wakil Kepala Adat: Setiap Datang Hujan Pasti Kebanjiran

16/04/2022
Pemerintah Ancam Sanksi PNS yang Nggak Mau Pindah ke IKN Kalimantan

Pemerintah Ancam Sanksi PNS yang Nggak Mau Pindah ke IKN Kalimantan

27/03/2022
Pasca IKN Pindah, Jakarta Berpeluang Jadi Kota Metropolitan Dunia

Pasca IKN Pindah, Jakarta Berpeluang Jadi Kota Metropolitan Dunia

23/03/2022
Ketua DPR Ingatkan Pemerintah: Jangan Sampai Proyek IKN Mangkrak

Ketua DPR Ingatkan Pemerintah: Jangan Sampai Proyek IKN Mangkrak

23/03/2022
Next Post
Covid Harian RI Tembus 2.116 Kasus, Tertinggi Sejak 25 September 2021

Covid Harian RI Tembus 2.116 Kasus, Tertinggi Sejak 25 September 2021

Giring Tinjau Lahan Kosong Formula E, Anies: Kasihan, Waktunya Longgar Betul

Giring Tinjau Lahan Kosong Formula E, Anies: Kasihan, Waktunya Longgar Betul

Discussion about this post

TOP STORIES



  • Tentang Kronologi.id
  • Redaksi
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber

© 2018 Kronologi.id. All right reserved

No Result
View All Result
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Regional
  • Internasional
  • Politik
  • Bisnis
  • Hiburan
  • Lifestyle
  • Tekno
  • Opini

© 2018 Kronologi.id. All right reserved