Kronologi, Gorontalo – Warga di wilayah Kecamatan Limboto-Limboto Barat selaku pengguna jalan diminta lebih berhati-hati melintasi Jalan Samaun Pulubuhu. Pasalnya, sebagian ruas jalan tersebut mengalami rusak parah.
Berdasarkan pantauan Kronologi.id di lapangan, CV Kifas Pratama Jaya selaku pihak pemenang proyek atau penyedia jasa yang bertanggung jawab mengerjakan peningkatan Jalan Samaun Pulubuhu-Bolihuangga belum melakukan apa-apa. Padahal, dalam papan proyek nampak terlihat tanggal kontrak dimulai 23 Agustus 2021.
Proyek dengan biaya Rp9.382.477.441.78 atau Rp9,3 miliar ini dibiayai menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) melalui pinjaman dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Total volume pekerjaan 5.520 meter dan terbagi atas 3 segmen berdasarkan nomor kontrak 621/PU-PR/PPK/229/VIII/2021.
Jalan Samaun Pulubuhu menghubungkan sejumlah kelurahan dan desa, di antaranya Kelurahan Hunggaluwa, Kelurahan Bolihuangga, Kelurahan Tenilo, Desa Pone, dan Desa Huidu. Jika dihitung dari jumlah waktu pekerjaan, semestinya jalan ini telah selesai dikerjakan pada Desember 2021.
Masrin Ahmad, pedagang buah yang berada tak jauh dari lokasi itu mengatakan, papan proyek pekerjaan peningkatan Jalan Samaun Pulubuhu-Bolihuangga telah lama terpasang. Namun, hingga saat ini belum terlihat tanda-tanda dimulainya pekerjaan tersebut.
“Papan proyek sudah cukup lama dipatok, tahun 2021. Kalau saya tidak salah, ada orang yang melakukan pengukuran jalan. Sekarang belum ada tanda-tanda (pekerjaan),” ujar Masrin, Minggu (16/1/2022).
Marsin membandingkan pekerjaan Jalan Samaun Pulubuhu dengan pekerjaan peningkatan Jalan Hasan Dangkua di Kelurahan Kayumerah, Kecamatan Limboto, yang saat ini sementara dikerjakan. Padahal, menurut dia, pekerjaan itu sebelumnya tidak memiliki papan proyek.
“Jalan (Samaun Pulubuhu) ini sudah lama dipatok papan proyek, tapi kok jalan (Hasan Dangkua) itu yang mulai dikerjakan. Kami bingung,” terang Marsin.
Berbeda dengan Marsin, Ahmad Sanipu, warga Lingkungan IV, Kelurahan Tenilo, mengungkapkan, akibat Jalan Samaun Pulubuhu rusak parah, warga yang melintasi jalan tersebut sering mengalami kecelakaan.
“Yang paling parah di sini, bahkan sering terjadi kecelakaan. Pernah masyarakat secara sukarela memperbaiki jalan ini dengan material seadanya. Namun karena hujan kembali berlubang,” kata Ahmad.
Ia mengungkapkan, jika kondisi papan proyek yang berada di simpang tiga Desa Huidu pun nyaris roboh karena tiang kayu yang mulai lapuk. Kondisi itu menimbulkan pertanyaan warga kapan pekerjaan segera dimulai.
“Masyarakat di sini bertanya-tanya, kok dipasang papan proyek namun tidak ada pekerjaan. Kondisi papan proyek yang ada di simpang tiga jalan juga nyaris roboh. Silakan cek,” cetus Ahmad.

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PU-PR), Darwin R Sjahrain, menampik pekerjaan Jalan Samaun Pulubuhu-Bolihuangga dikerjakan dengan tahun tunggal seperti yang terpampang pada papan proyek.
“(Pekerjaan) itu multi years. Waktu kontraknya sampai bulan Juni (2022). Memang benar progres pekerjaan itu rendah. Yang baru dikerjakan di segmen 2 arah wilayah Tumbuo,” ujar Dawrin saat dikonfirmasi.
Kendati demikian, Darwin tidak bisa merinci berapa jumlah waktu pekerjaan yang disebut multi years tersebut. Bahkan, ia mengaku tidak mengatahui secara persis di mana lokasi per segmen pekerjaan Jalan Samaun Pulubuhu-Bolihuangga.
“Saya tidak hapal. Cuma hampir 8-9 bulan pekerjaan atau sampai pertengahan tahun 2022. Waktu secara tepat, saya tidak hapal. Nanti bisa tanya ke PPK (Pejabat Pembuat Komitmen), Bapak Ansor. Saya tidak hapal waktu kontraknya,” jelas Darwin.
Terkait progres yang masih di bawah target, ia menyampaikan akan memberi peringatan kepada pihak penyedia jasa (CV Kifas Pratama Jaya) karena hasil pekerjaan belum signifikan.
“Kami sudah melakukan penekanan kepada penyedia jasa, bahwa progres pekerjaan masih belum signifikan. Mungkin kami akan memberikan peringatan,” tandas Darwin.
Penulis: Even Makanoneng
Discussion about this post