Megapolitan
Alasan Perumda Pasar Jaya Ingin Revitalisasi Pasar Kramat Jati: Sudah Kumuh

Kronologi, Jakarta — Direktur Utama (Dirut) Perumda Pasar Jaya Arief Nasrudin membeberkan alasannya ingin merevitalisasi Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur pada tahun 2022 ini.
Arief menyebut, revitalisasi diperlukan karena kondisi Pasar Induk Kramat Jati cukup kumuh, padahal pasar tersebut menjadi pusat distribusi logistik di wilayah Jabodetabek.
“Kita ketahui bersama penataan Pasar Induk seperti apa, dan saya sering dikomplain karena penataan itu. Kita (Pasar Induk) dikunjungi (orang) dari berbagai daerah, terakhir kemarin itu dengan Bank Indonesia pada akhir bulan Desember 2021,” kata Arief saat berdialog dengan perwakilan pedagang Pasar Induk Kramat Jati yang difasilitasi Fraksi Gerindra DPRD DKI di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (5/1/2022).
Dalam paparannya, Arief merasa kondisi pasar yang kurang tertata dan kumuh tidak dapat dibiarkan untuk melayani masyarakat Jabodetabek.
“Itulah kenapa saya berpikir, Pasar Jaya harus berani ambil aksi karena sebenarnya banyak juga pedagang atau pasar yang memang belum waktunya mengajukan revitalisasi (tapi kemudian direvitalisasi),” terang Arief.
Arief tak menampik kondisi Pasar Induk Kramat Jati memang masih kokoh. Namun secara penataan dianggap kurang layak dengan bau sampah yang begitu menyengat, atap bocor di mana-mana, cat dinding sudah tidak cerah lagi, lantai keramik rusak dan sebagainya.
“Jadi cukup banyak masalah di Pasar Induk, kemudian kita coba menata itu semua. Yuk dibuat sosialisasi kepada para pedagang seperti apa responnya, karena kami berpikirnya untuk kebaikan bersama,” jelas Arief.
Terlebih, menurut dia, persaingan bisnis pasar tradisional di masa mendatang bakal semakin sengit. Dia khawatir akan banyak pasar induk baru milik swasta bertebaran, karena dalam regulasi memang diizinkan.
“Saya melihatnya ke depan pak, nggak sekarang. Ke depannya persaingan kita akan lebih besar, saya takut akan timbul pasar induk-pasar induk yang bukan dikelola pemerintah. Di Perda soal perpasaran, itu boleh pasar induk dibuat swasta,” imbuhnya.
“Kemudian kapan kita bisa bersaing kalau kita bertemu dengan pesaing seperti ini? Sementara tanggung jawab kami mengelola pedagang-pedagang kecil di Jakarta,” lanjutnya.
Jika kondisi pasar seperti ini terus didiamkan, menurut Arief, bukan tidak mungkin konsumen Pasar Induk Kramatjati akan berpaling ke pasar induk yang dikelola swasta. Tentunya pasar induk yang dikelola swasta lebih baik dari sarana dan prasarananya.
“Apa yang kami sampaikan saat ini, tidak ada niat untuk menzolimi (pedagang). Tidak ada maksud membakar-bakar atau mengadu domba, karena Bapak-Ibu semua bagi kami berperan,” imbuhnya.
Seperti diketahui, ratusan pedagang yang tergabung dalam Forum Silaturahmi dan Musyawarah Pedagang Pasar Induk Kramatjati, Jakarta Timur menolak proyek revitalisasi pasar dalam waktu dekat. Alasannya mereka masih mengantongi Surat Hak Pemakaian Tempat Usaha (SHPTU) yang berlaku sampai 2024 mendatang.
“Beberapa waktu lalu kami rapat akbar, kami sepakat tetap satu pendirian bahwa apa yang menjadikan kami menolak revitalisasi, satu SHPTU itu berakhir pada 17 Desember 2024,” kata Ketua Forum Silaturahmi dan Musyawarah Pedagang Pasar Induk Kramatjati, Ukraini pada Rabu (5/1/2022).
Editor: Alfian Risfil A
-
Regional6 hari ago
Ajudan Kapolda Gorontalo Ditemukan Tak Bernyawa, Ada Luka Tembak
-
Regional6 hari ago
Polda Gorontalo Angkat Suara soal Temuan Mayat Ajudan Kapolda
-
Regional7 hari ago
Anak 11 Tahun Diduga Dilecehkan Kepala Desa di Mootilango
-
Regional4 hari ago
Pendapat Dokter Forensik Mabes Polri usai Visum Briptu Rully
-
Regional4 hari ago
Polda Gorontalo: Briptu Rully Bukan Ajudan Kapolda, tapi Spripim Pengamanan
-
Regional5 hari ago
Olah TKP Penemuan Mayat Ajudan Kapolda Selesai, Police Line Dicopot
-
Headline7 hari ago
Soal Tolak Timnas Israel, Gus Yahya PBNU: Apa Gunanya Buat Palestina?
-
Regional5 hari ago
Polda Gorontalo Ucapkan Bela Sungkawa untuk Almarhum Briptu R