Kronologi, Jakarta – Koalisi militer yang dipimpin Amerika Serikat (AS), secara resmi mengumumkan penghentian misi tempur melawan kelompok ekstremis ISIS di Irak, setelah tujuh tahun beroperasi.
“Secara resmi mengumumkan akhir misi tempur pasukan koalisi serta penarikan mereka dari Irak,” kata Penasihat Keamanan Nasional Irak, Qassem al-Aaraji, dikutip Anadolu Agency, Jumat (9/12/2021).
Qassem menjelaskan, hubungan dengan pasukan koalisi AS tetap berlanjut. Namun, mereka mengubah misi dan akan fokus pada bidang pelatihan, penyuluhan, serta peningkatan kapasitas.
Perubahan misi ini pertama kali diumumkan oleh Presiden AS Joe Biden pada Juli lalu ketika bertemu Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhemi.
“Hubungan dengan koalisi internasional berlanjut di bidang pelatihan, penyuluhan dan peningkatan kapasitas,” tambahnya.
Diketahui, sejak 2014 lalu AS telah memimpin pasukan koalisi untuk memberantas ISIS dan kelompok teror lainnya di Irak. Saat itu, koalisi tersebut berada di bawah pimpinan Donald Trump.
Dengan begitu, sekitar 2.500 tentara AS dan 1.000 pasukan koalisi masih akan tetap berada di Irak, tapi dengan fokus pelatihan. Pasukan tersebut sudah bertindak sebagai penasihat dan pelatih militer di Irak sejak pertengahan 2020.
Pejabat media Kementerian Dalam Negeri Irak, Jenderal Saad Maan mengatakan, koalisi tersebut akan menyelesaikan transisi ke non-tempur sebelum akhir tahun. Pernyataan ini muncul usai pertemuan antara pasukan koalisi AS dan komandan operasi gabungan pasukan keamanan Irak.
“Koalisi itu akan sepenuhnya menyelesaikan transisi ke misi non-tempur sebelum akhir tahun,” katanya.
Penulis: Tio
Discussion about this post