Gorontalo
Desa Wisata Religi Bubohu Raih Penghargaan dari Kemenparekraf, Haris Tome Sindir Erwin Ismail

Kronologi, Gorontalo – Desa Wisata Religi Bubohu meraih penghargaan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan masuk dalam daftar desa wisata berkembang di Indonesia dengan meraih juara II pada Anugerah Desa Wisata yang mengangkat tema “Indonesia Bangkit”.
Prestasi yang diraih daerah ini ramai disambut kalangan masyarakat, tanpa terkecuali pejabat Pemerintah Daerah Kabupaten Gorontalo.
Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Gorontalo, Haris Tome, melalui akun Facebook resminya, juga turut menanggapi penghargaan dari Kemenparekraf tersebut. Dirinya bahkan mengungkit kembali pernyataan yang menyebutkan bahwa kedatangan Menparekraf Sandiaga Uno pada 6 November 2021 di Desa Wisata Religi Bongo, Batudaa Pantai, Kabupaten Gorontalo tidak membawa dana segar.
“Lalu ada yang mempersoalkan bahwa buat apa datang jikalau tak bawa uang. Maka sabetan penghargaan juara 2 nasional dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia adalah jawabannya. Apa jawaban yang bisa didapat dari sana? Jawabanya, Sandiaga tidak bawa uang, tapi memberi branding dan prestise sekaligus prestasi,” kata Haris.
Ia menilai, penghargaan tersebut adalah sesuatu yang tidak bisa dinilai dengan uang, tapi akan membekas dalam ingatan dan melahirkan kebanggan setiap masyarakat Gorontalo.
Dalam unggahan yang seolah menyindir anggota DPRD dari Fraksi Demokrat Provinsi Gorontalo, Erwin Ismail itu, Haris ikut menandai akun resmi Elnino Mohi yang juga anggota DPR RI Dapil Provinsi Gorontalo.
“Maka di kala Bung Elnino Mohi menuliskan pikirannya pada halaman Facebooknya, saya memberikan catatan bahwa mengurus pariwisata tidak melulu tentang uang. Tetapi banyak hal yang dapat dilakukan melebihi nilai uang tersebut. Tapi pada akhirnya tetap akan menghasilkan uang dengan kehadiran destinasi wisata tersebut untuk menggerakkan roda ekonomi masyarakat melalui atraksi wisata dan pengembangan ekonomi kreatif,” kata Haris.
Ia melanjutkan, mengurus sektor pariwisata perlu kolaborasi banyak pihak. Menurutnya, hal itu telag ditunjukkan oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo, Pemerintah Kabupaten Gorontalo, termasuk pihak legislatif, baik provinsi maupun kabupaten, kecamatan, dan desa.
“Dan yang paling penting support dari masyarakat Desa Bongo,” lanjut Haris dalam tulisannya.
Keberhasilan pariwisata saat ini, menurut Haris, tak lepas dari peran wakil rakyat yang duduk di DPR RI mewakili masyarakat Gorontalo dan seluruh pemangku kepentingan pariwisata yang sejak awal konsen terhadap keberadaan destinasi wisata di Provinsi Gorontalo.
“Semua berkolaborasi untuk memainkan orkestrasi pariwisata, sehingga harmoninya enak dinikmati dan didengar tidak melahirkan nada sumbang. Tapi alunan musik pariwisata yang merdu dan membanggakan,” ujar Haris.
Ia mengatakan, Sandiaga Uno memang tidak membawa uang, namun membawa personal branding dengan menempelkan Desa Wisata Religi Bongo hingga bisa mencapai puncak nasional dan dikenal masyarakat Indonesia.
“Paling penting dari semua ini, layaknya kita memberikan apresiasi dan penghormatan yang setinggi-tingginya untuk almarhum Yosef Taher Maaruf (YOTAMA) yang telah merintis dan mendedikasikan hidupnya untuk kehadiran Desa Wisata Religi Bubohu Bongo. Semoga kolaborasi dan orkestrasi ini akan selalu hadir dalam pengembangan pariwisata. Selamat untuk Desa Wisata Religi Bongo, yang telah memberikan hadiah terindah di Hari Ulang Tahun Provinsi Gorontalo,” tutup Haris.
Sebelumnya pada 11 November 2021 lalu, Erwin mengkritik kunjungan kerja Sandiaga di Gorontalo yang disebut tidak begitu menarik dan membawa dampak yang signifikan. Menurutnya, kedatangan Sandiaga itu mestinya bisa berdampak positif bagi masyarakat, seperti membawa uang atau anggaran untuk pembangunan daerah.
Lalu, politikus muda Partai Gerindra, Anton AN Ahmad, merespons kritikan Erwin Ismail, dengan menyebut kritikan itu mirip anak sekolah dasar (SD) yang merengek minta uang jajan.
“Ini yang harus dipahami oleh Erwin Ismail sebagai anggota Komisi lll DPRD Provinsi Gorontalo. Bedakan antara uang negara dan uang pribadi. Kalau yang dituntut anggaran dari pemerintah pusat, maka ada proses administrasi yang harus dilalui,” kata Anton, Rabu (17/11/2021).
Penulis: Even Makanoneng
-
Headline7 hari ago
Aktivis Lieus Sungkharisma Meninggal Dunia
-
Regional5 hari ago
Dugaan Korupsi Proyek, Polda Gorontalo Periksa Sekretaris PU-PR dan Pengawas
-
Regional6 hari ago
Pengurus Apdesi Pohuwato yang Ditangkap karena Narkoba Sedang bersama Tim Kerja Bupati?
-
Nasional5 hari ago
Lagi, Ketua KPU Dilaporkan “Wanita Emas” terkait Pelecehan Seksual ke DKPP
-
Regional5 hari ago
Polresta Gorontalo Kota Sita Dua Aset Tersangka Kasus TPPU
-
Nasional5 hari ago
Jaksa Agung ST Burhanuddin Mutasi Besar-besaran Pejabat Kajati
-
Regional4 hari ago
Respons BRI Gorontalo Usai Seorang Pegawai Jadi Tersangka Korupsi
-
Megapolitan4 hari ago
Gus Najmi Buka Suara Usai Dicopot dari Sekwil PPP DKI: Dukungan ke Anies Aspirasi Akar Rumput