Nasional
PAN Dorong Pemerintah Segera Pakai Vaksin dalam Negeri, Ini Keuntungannya

Kronologi, Jakarta – Pemerintah didesak segera menggunakan vaksin produksi dalam negeri. Alasannya, selain mendatangkan manfaat lebih besar, juga membuktikan bahwa Indonesia berdaulat dibidang vaksin.
“Sejauh ini, Indonesia telah banyak menghabiskan anggaran untuk membeli vaksin dari negara lain,” kata anggota Komisi IX DPR RI, Saleh Partaonan Daulay, Selasa (23/11/2021).
Menurut Saleh, jika memakai vaksin produk lokal, maka anggaran yang cukup besar itu tidak lari ke luar negeri. Selain pajak, anggaran tersebut diyakini juga bisa dimanfaatkan untuk membangkitkan roda perekonomian.
Saleh melanjutkan, kebutuhan vaksin dalam negeri akan sangat besar, mengingat adanya rencana pemerintah untuk memberikan booster ketiga pada awal tahun 2022. Menurut penjelasan Kemenkes, kalau semua target sasaran dijangkau, masih dibutuhkan ratusan juta dosis vaksin. “Akan sangat berat jika kita terus berharap dari negara lain.”
Disisi Ketua Fraksi PAN ini menilai, masyarakat tampak lebih antusias memakai vaksin produk dalam negeri. Selain kecintaan, mereka juga lebih percaya pada khasiatnya.
Hal ini wajar, sebab selama ini, Indonesia dikenal sebagai negara produsen vaksin terbesar di dunia. Bahkan telah mengekspor vaksin ke 140 negara lebih.
“Nah, sekarang saatnya kita memproduksi vaksin Covid-19 sendiri. Di awal-awal ini, digunakan untuk kebutuhan dalam negeri. Kalau nanti kita sanggup memproduksi lebih besar, tidak tertutup kemungkinan untuk dieskpor juga,” ucapnya.
“Kalau kita bisa ekspor, kan ada kebanggaan tersendiri. Setidaknya, kita bisa bantu negara-negara lain. Untuk menuju ke situ, ya kita harus pakai untuk kebutuhan kita sendiri dulu,” kata Saleh.
Lagi pula, ujar Saleh, Presiden Jokowi selama ini selalu mendukung pemakaian produk dalam negeri. Termasuk vaksin. Tidak hanya sekedar himbauan, pemerintah juga menyediakan anggaran yang tidak sedikit untuk riset dan pengembangan produk lokal.
“Presiden sangat berpihak pada penggunaan komoditas dalam negeri. Karena itu, semua jajaran pemerintahan harus mendukung keberpihakan tersebut. Kalau selama ini kita masih memakai vaksin luar, itu karena kedaruratan saja. Kalau sudah bisa produksi sendiri, tentu lebih baik memakai produk sendiri,” tegasnya.
Ia menjelaskan Komisi IX DPR RI sudah melaksanakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) terkait vaksin ini dengan Dirjen P2P, Dirjen Farmalkes, IDAI, ITAGI, dan HOGI dengan pembahasan seputar vaksinasi rutin yang selama ini dilaksanakan.
“Tentu dalam pendalaman, kami juga menanyakan soal progres vaksin produksi dalam negeri. Saya dengar, telah ada vaksin produksi dalam negeri yang telah mendapatkan EUA dari BPOM. Nah, ini kan peluang besar untuk memenuhi kebutuhan vaksin secara nasional,” kata Saleh.
Jika sudah mendapatkan EUA, berarti vaksin tersebut telah melewati seluruh tahapan riset yang ketat. Termasuk sejumlah uji klinis yang dipersyaratkan. “Sayang sekali kalau tidak dimanfaatkan,” tukasnya.
Penulis: Tio
-
Regional14 jam ago
Jawaban Orang Tua Viecri soal Laporan Polisi Sopir Truk
-
Megapolitan15 jam ago
Kongres MAPKB Diharapkan Jadi Momentum untuk ‘Merefresh Ulang’ Keluarga Besar Betawi
-
Regional15 jam ago
Sopir Truk di Gorontalo Lapor Polisi Usai Dianiaya 2 Pejabat
-
Nasional15 jam ago
Mega Minta Ganjar Tak Sungkan Akui ‘Petugas Partai’
-
Nasional9 jam ago
MK Alami Degradasi Moral Sejak Anwar Usman Jadi Adik Ipar Jokowi
-
Regional7 jam ago
Kemenkumham Gelar Anugerah Paralegal Justice Award sebagai Apresiasi ke Kades/Lurah
-
Internasional13 jam ago
Tabrakan Kereta Api di India: 288 Orang Tewas, 850 Luka Serius
-
Regional4 hari ago
Hanasi: Upaya Pemerintah Untuk Lumbung Ternak di Daerah Belum Memuaskan