Headline
Sama-sama Penista Agama, DPD: Ahok Akan Bernasib Sama dengan Kece Bila Tak Diistimewakan

Kronologi, Jakarta — Anggota Komite I DPD RI, Abdul Rachman Thaha menyebut mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok bisa saja mengalami nasib yang sama seperti M Kece jika ditempatkan di sel yang sama dengan para tahanan lain saat menjadi tersangka penistaan agama pada 2017 silam.
Hal ini disampaikan ART menanggapi penganiayaan dialami M Kece tersangka kasuspenistaan agama yang diringkus polisi baru-baru ini. M Kece mengalami nasib yang tak mengenakan pada hari pertama dirinya dijebloskan ke dalam penjara.
Dia dianiaya tahan lain yakni Irjen Napoleon Bonaparte yang memukulinya hingga pingsan dan melumurinya dengan kotoran manusia.
“Nasib Kace menyadarkan kita bahwa andai Ahok ditempatkan di dormitori seperti MK (M. Kece), bisa saja dia mengalami kondisi yang sama. Remuk redam dilibas sesama tahanan atau pun narapidana,” kata ART kepada wartawan Senin (20/9/2021).
Dia pun menyatakan tersangka kasus penistaan agama, Muhammad Kace merupakan korban kerja hukum yang tebang pilih.
Menurutnya, Kace mendapatkan perlakuan yang berbeda dibandingkan mantan narapidana penista agama Ahok yang mendapatkan perlakuan istimewa saat tersandung kasus serupa.
“Dia (Ahok) tidak ditahan walau sudah ditetapkan sebagai tersangka penistaan agama. Bahkan, setelah jatuh vonis bersalah, Ahok tidak dipenjara bersama para napi lainnya. Mengapa Kace dan Ahok diberikan perlakuan berbeda?”, ucap Abdul.
“Kace seperti berstatus ganda. Dia tersangka pelaku penistaan agama. Dia juga korban kerja hukum yang tebang pilih,” imbuhnya.
Ia pun berkata, nasib Kace yang mengalami tindak penganiayaan dari sesama penghuni penjara menyadarkan bahwa Ahok akan mengalami tindakan serupa bila menghuni penjara yang tidak diistimewakan.
Menurutnya, Kace tidak akan menjadi objek pemberitaan seperti saat ini bila mendapatkan perlakuan yang istimewa seperti yang diberikan kepada Ahok.
“Pada satu sisi, kasihan Kace, kalau saja dia memperoleh privilege seperti yang dulu diberikan ke Ahok, dengan kata lain tidak ada diskriminasi perlakuan hukum, Kace tidak akan menjadi objek berita hari ini,” tutur Abdul.
Ia menyatakan, kasta dalam kehidupan para tahanan atau narapidana di penjara merupakan hal yang sudah menjadi rahasia umum. Menurutnya, penjahat kejahatan seksual berada di kasta terendah, sedangkan narapidana kasus politik berada di kasta tertinggi.
Ia menduga, aksi Inspektur Jenderal Napoleon Bonaparte memukuli Kace menunjukkan bahwa narapidana kasus penistaan agama menjadi kasta yang lebih rendah dibandingkan narapidana kejahatan seksual.
“Aksi Napoleon menjadi preseden bagi munculnya kasta baru yang lebih rendah lagi daripada yang terendah, yaitu narapidana penistaan agama,” ungkapnya.
Abdul pun meminta agar sanksi pidana bagi pelaku penistaan agama dibuat lebih berat dalam revisi Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP).
Sebelumnya, Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto mengatakan bahwa pemukulan terhadap Kace oleh Napoleon terjadi saat Kace baru masuk di malam pertama ke tahanan. Perkara ini sudah masuk tahap penyidikan oleh pihak kepolisian.
Napoleon sendiri mengeluarkan surat yang menyatakan bahwa pemukulan terhadap Kace dilakukan lantaran dirinya merasa kecewa dengan konten-konten Kace yang menyinggung Islam.
Baginya, konten-konten yang dibuat Kace di media sosial YouTube membahayakan persatuan, kesatuan dan kerukunan umat beragama. Hal itu menjadi salah satu alasan dirinya melakukan penganiayaan meski Kace kini telah diproses hukum oleh kepolisian.
Editor: Alfian Risfil A
-
Regional3 hari ago
Jawaban Orang Tua Viecri soal Laporan Polisi Sopir Truk
-
Regional2 hari ago
Proyek Jalan GORR Pakai Material Timbunan Ilegal? Pengawas: Tanya Bos!
-
Nasional7 jam ago
Jokowi Dianggap Aneh Tak Tegur KSP Moeldoko yang Gugat SK Menkumham
-
Regional3 hari ago
Sopir Truk di Gorontalo Lapor Polisi Usai Dianiaya 2 Pejabat
-
Nasional3 hari ago
MK Alami Degradasi Moral Sejak Anwar Usman Jadi Adik Ipar Jokowi
-
Megapolitan3 hari ago
Kongres MAPKB Diharapkan Jadi Momentum untuk ‘Merefresh Ulang’ Keluarga Besar Betawi
-
Regional2 hari ago
Jayusdi Rifai Dampingi Bupati Serahkan Bantuan Beras di Limboto
-
Nasional3 hari ago
Mega Minta Ganjar Tak Sungkan Akui ‘Petugas Partai’