Kronologi, Jakarta — Penangakapan dokter Lois Owien oleh jajaran Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya dinilai bisa berbuntut panjang.
Pasalnya, berdasarkan pengakuan dr Lois, bahwa dirinya tidak sendirian dan banyak koleganya dari kalangan dokter dan tenaga kesehatan lain yang juga tidak percaya soal Covid-19.
“Penangkapan dr Lois Owien ini bisa rame. Karena dia bilang dibelakangnya ada banyak sejawatnya yang mendukung dia. Dia mengaku sudah telepon satu-satu sejawatnya tidak ada yang menolak pola pikirnya (tentang Covid),” kata mantan Anggota Tim Nasional Pemantau Mutu Pelayanan Medis Vasektomi – Tubektomi Tahun 1982-1988, Husni Thamrin kepada wartawan, Jakarta, Minggu (12/7/2021) petang.
“Itu berarti banyak dokter yang tidak percaya adanya Virus Covid,” sambungnya.
Menurut Thamrin, hal tersebut lebih berbahaya bagi upaya-upaya pemerintah dalam mengatasi pandemi Covid-19.
“Ini bagaikan api dalam sekam karena (mereka) tanpa terdeteksi. Harusnya pihak bewenang menyelidiki siapa aja yang sudah ditelepon dr Lois,–bisa dicek dari percakapan di HP-nya,– sehinggga dia berani lantang menolak keberadaan virus Covid-19 dan berani muncul sendirian ke permukaan melalui Sosmed,” ungkap Thamrin.
Penelusuran ini, kata dia, penting dalam upaya mengedukasi kelompok-kelompok medis yang sampai saat ini ternyata masih belum percaya atau setidaknya berpandangan berbeda dengan arus pemerintah dan IDI.
“Setidaknya sejawat-sejawat yang ikut membenarkan pendapat dr Lois tersebut perlu mendapatkan pembinaan khusus yang tepat dan konprehensif dengan melibatkan PB IDI sebagai organisasi induk profesi bagi seluruh dokter di Indonesia,” pesan Thamrin.
Editor: Alfian Risfil A
Discussion about this post