Headline
PDIP Ogah Koalisi dengan PKS-Demokrat, Pengamat: Di Pilkada Kok Kerjasama?

Kronologi, Jakarta – Pernyataan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang menyebut bahwa tidak mungkin ada koalisi dengan PKS dan Partai Demokrat untuk Pilpres 2024, tidak sepenuhnya menjelaskan hubungan ideologis dan DNA dari ketiga partai politik tersebut.
Menurut Direktur Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti, perbedaan ideologis dan DNA ketika partai politik ini tidak ditemukan di dalam pelaksanaan Pilkada.
“Di beberapa daerah, koalisi PDI Perjuangan dengan PKS atau koalisi PDIP Perjuangan dengan partai Demokrat berlangsung dengan mulus. Hampir tidak ada perdebatan tentang ideologi maupun DNA antar partai politik,” kata Ray di Jakarta, Minggu (30/5/2021).
Ray menganggap, koalisi di antara mereka direkatkan oleh kepentingan bersama. Dalam hal ini kepentingan politik pragmatis. Meski tidak ada hubungan biologis atau hubungan DNA tapi mereka bisa bertemu.
Setidaknya, tutur Ray, koalisi PDIP dan PKS ada di propinsi Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan. Sementara koalisi PDIP dengan partai Demokrat ada di daerah Dharmasaraya, Tidore, Rejang Lebong, Bandar Lampung, Mamuju, Tidore.
“Memang jika kita perhatikan koalisi PDIP dengan PKS banyak berlangsung di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Sementara koalisi PDIP dengan Demokrat umumnya berlangsung di tingkat kabupaten/kota,” ungkapnya.
Bagi Ray, tidak jelas perbedaan antara kerjasama di tingkat provinsi dengan kerjasama di tingkat kabupaten/kota. Namun, jika melihat hubungan PDIP dengan PKS dan hubungan PDIP dengan Demokrat, maka klaim bahwa ada perbedaan DNA dan ideologi antar ketiga partai di atas, tidak ditemukan di tingkat Propinsi maupun kabupaten/kota.
“Artinya bisa dimaknai bahwa pernyataan Pak Hasto hanyalah sekedar trik politik biasa. Yang boleh jadi memang merupakan sikap PDIP untuk pilpres 2004 yang akan datang, tetapi sebenarnya tidak menunjukkan posisi ideologis dari PDIP,” bebernya.
Sebab jika ada perbedaan ideologis antara PDIP dengan PKS ataupun perbedaan DNA dengan Demokrat, semestinya kerjasama dalam bentuk koalisi pun tidak terjadi di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.
Ray melanjutkan, jika ditemukan irisan politik dan kepentingan yang sama, ketiga partai itu tidak akan malu untuk menjalin kerjasama dalam bentuk koalisi di Pilpres 2024 datang.
“Kita tahu betul bahwa di Indonesia, tidak ada partai politik yang itu idiologis sangat sebaliknya kita akan menemukan nyak partai politik yang pragmatis sangat,” pungkasnya.
Penulis: Tio
-
Regional6 hari ago
Buntut Aduan Ivana, Sejumlah Tokoh Kabupaten Gorontalo Bentuk Forum Penyelamat Daerah
-
Regional6 hari ago
Ekwan Harap Pokir Perbaikan Jalan Lupoyo Cs Terealisasi
-
Regional6 hari ago
Mobil Dinas Pejabat BPSDA Bengawan Solo Tabrakan di Magetan, 1 Orang Luka Berat
-
Regional7 hari ago
Ryan Kono Soroti Aset Daerah yang Sering Tak Penuhi Asas Manfaat
-
Regional7 hari ago
Buka Workshop P4GN, Ismail Madjid Sampaikan Instruksi Wali Kota soal Pencegahan Narkoba
-
Regional7 hari ago
Pengusaha Sebut Kesbangpol Bohong soal Mediasi: Tidak Benar, Masalah Belum Tuntas
-
Regional5 hari ago
Bupati Gorontalo kembali Aktifkan Jabatan Yusran Lapananda
-
Megapolitan5 hari ago
Dicopot Tanpa Sebab, Pejabat DKI ini Minta Keadilan ke Pj Heru Budi