Kronologi, Jakarta – Cendikiawan muslim Anwar Abbas menyarankan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko belajar dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dalam menjaga muruah dan mendirikan partai politik. Karena, yang dilakukan Moeldoko di tengah krisis kesehatan dan ekonomi akibat pandemi Covid-19 menambah berat beban negara.
“Ketika Megawati menghadapi masalah di internal partainya di PDI dengan Soerjadi dan Butu Hutapea di pihak lain, beliau malah tampak oleh kita melakukan langkah-langkah yang sangat arif dan bijaksana, yaitu dengan mendirikan partai baru dengan mengubah nama partainya yang semula PDI menjadi PDI Perjuangan,” kata Buya Anwar, Senin (8/3/2021).
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) menilai, langkah yang ditempuh oleh Megawati saat itu, sangat elegan. Moeldoko bisa belajar dari presiden ke-5 RI tersebut.
“Namanya bisa Partai Demokrat Baru atau Partai Demokrat Bersinar. Sehingga kedua-dua partai ini nanti bisa sama-sama mendapatkan legalitas untuk ikut pemilu tahun 2024,” imbuhnya.
Buya Anwar menilai, langkah itu bisa menjadi ajang pembuktian kedua pihak, siapa yang lebih dipercaya oleh anggota dan simpatisannya saat Pemilu mendatanga.
Dalam kasus Megawati, Buya Anwar melihat yang bersangkutan memiliki massa yang banyak dan luas. Megawati juga bekerja keras untuk mengambil simpati rakyat, terutama para pendukung dan simpatisannya.
Hasilnya, Pemilu pertama di awal reformasi, partai baru yang didirikannya tersebut, selain bisa mengalahkan PDI yang menjadi saingannya, PDI Perjuangan juga keluar sebagai partai pemenang pemilu.
“Saya melihat cara yang ditempuh Megawati ini jelas-jelas sangat elegan, konstitusional, dan sangat-sangat terhormat,” tukasnya.
Penulis: Tio
Discussion about this post