Senin, Maret 8, 2021
KRONOLOGI.ID
No Result
View All Result
KRONOLOGI.ID
No Result
View All Result
KRONOLOGI.ID
No Result
View All Result
Home Nasional

Berbahaya, Epidemiolog UI Minta Pemerintah Hentikan Vaksin Nusantara

REDAKSI by REDAKSI
21/02/2021
in Nasional
Berbahaya, Epidemiolog UI Minta Pemerintah Hentikan Vaksin Nusantara

Ilustrasi uji klinis vaksin Covid-19./Ist


Kronologi, Jakarta — Pakar epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono meminta pemerintah untuk menghentikan vaksin nusantara demi kepentingan kesehatan masyarakat Indonesia.

Pasalnya, vaksin nusantara yang mengandung vaksin dendritik, yang diketahui banyak digunakan untuk terapi kepada pasien kanker yang merupakan terapi yang bersifat individual.

Menurut Pandu, untuk imunoterapi kanker bukan karena setiap orang diberi jumlah sel dendritik, tetapi karena setiap orang sel dendritik-nya bisa mendapat perlakuan yang berbeda. Dalam hal ini yang disesuaikan adalah perlakuan terhadap sel dendritik tersebut.

“Jadi pada imunoterapi kanker sel dendritik tetap diberi antigen, tetapi antigennya bisa dari tumornya dia sendiri. Karena itu sifatnya personal,” kata Pandu dalam pernyataan resminya, Sabtu (20/2/2021).

Pandu kenudian memberikan dua catatan penting terkait vaksin nusantara. Pertama, membandingkan perbedaan sel dendritik pada terapi kanker dengan vaksin dendritik. Bahwa untuk terapi kanker sel dendritik yang dibiakan ditambahkan antigen tumor diisolasi dari darah pasien untuk kemudian disuntikkan kembali kepada pasien tersebut. “Sementara, pada vaksin, sel dendritik ditambahkan antigen virus,” ujarnya.

Kedua, bahwa sel dendritik perlu pelayanan medis khusus karena membutuhkan peralatan canggih, ruang steril, dan inkubator CO2, dan adanya potensi risiko.

Dengan demikian, sangat besar risiko, antara lain sterilitas, pirogen (ikutnya mikroba yang menyebabkan infeksi), dan tidak terstandar potensi vaksin karena pembuatan individual.

“Jadi, sebenarnya sel dendritik untuk terapi bersifat individual, dikembangkan untuk terapi kanker. Sehingga tidak layak untuk vaksinasi massal,” tegas Pandu.

Oleh karena itu, Pandu Riono meminta Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin segera menghentikan vaksin nusantara demi kepentingan kesehatan masyarakat Indonesia.

“Itu kan menggunakan anggaran pemerintah (Kemenkes) atas kuasa Pak Terawan sewaktu menjabat Menkes,” ucapnya.  Sementara itu, ahli biomolekuler dan vaksinolog, Ines Atmosukarto berpandangan bahwa vaksin nusantara datanya diduga belum terlihat. Data uji klinis I belum terlihat dan belum d-iupdate ke data uji klinis global.

“Seharusnya tercatat semua di situ, terakhir saya cek belum ada update hasil uji klinisnya. Apakah vaksin tersebut aman, datanya belum aman,” kata Ines.

Menurut Ines, ada prosedur yang harus dilewati, yakni mendapat izin dari Komite Etik, setiap protokol uji klinis dapat izin dari mereka.

“Yang perlu dicari Komisi Etik mana yang mengizinkan ini, apakah mereka sudah mendapatkan data yang lengkap,” tanya Ines.

Untuk diketahui, vaksin nusantara yang inisiasi mantan Menkes Terawan Agus Putranto, memulai tahap uji klinis kedua di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dokter Kariadi Semarang, Selasa (16/2). Penelitian ini dilaksanakan di RS Kariadi Semarang bekerja sama dengan RSPAD Gatot Subroto dan Balitbangkes Kementerian Kesehatan.

Editor: Alfian Risfil A
Tags: dr.Terawan Agus PutrantoEpidemiologi UIMenkes Budi GunadiPandu RionoVaksin Nusantara
Previous Post

BEM SI Desak Pemerintah-DPR Segera Revisi UU ITE

Next Post

Update 21 Februari: Bertambah 7.300, Corona RI Jadi 1.278.653 Kasus

Related Posts

Corona B117 Masuk RI, Komisi IX DPR: Pintu Masuk Indonesia Longgar

Corona B117 Masuk RI, Komisi IX DPR: Pintu Masuk Indonesia Longgar

03/03/2021
Menkes: Kasus Covid Harian Melandai Bukan karena Testing Turun

Menkes: Kasus Covid Harian Melandai Bukan karena Testing Turun

03/03/2021
Setahun Pandemi RI, Epidemiolog: Pemerintah Gamang Tangani Wabah

Setahun Pandemi RI, Epidemiolog: Pemerintah Gamang Tangani Wabah

02/03/2021
Tak Ada Bukti Ilmiah, PB IDI Pertanyakan Klaim Vaksin Nusantara ‘Picu Antibodi Seumur Hidup’

Tak Ada Bukti Ilmiah, PB IDI Pertanyakan Klaim Vaksin Nusantara ‘Picu Antibodi Seumur Hidup’

21/02/2021
Next Post
Update 21 Februari: Bertambah 7.300, Corona RI Jadi 1.278.653 Kasus

Update 21 Februari: Bertambah 7.300, Corona RI Jadi 1.278.653 Kasus

Diiringi Upacara Adat Mopotolungo, Herman Walangadi Resmi Akhiri Masa Jabatan Wabup Gorontalo

Diiringi Upacara Adat Mopotolungo, Herman Walangadi Resmi Akhiri Masa Jabatan Wabup Gorontalo

Discussion about this post

TERPOPULER

  • Relawan Jokowi: Moeldoko Terjebak Siasat SBY Besarkan AHY

    Relawan Jokowi: Moeldoko Terjebak Siasat SBY Besarkan AHY

    1375 shares
    Share 550 Tweet 344
  • Takut Kader Membelot ke Kubu KLB Demokrat, AHY Gelar Konsolidasi Maraton

    413 shares
    Share 165 Tweet 103
  • Mantan Calon Mertua Minta Anak Jokowi Kembalikan Kunci Mobil & STNK Anaknya

    246 shares
    Share 98 Tweet 62
  • Jika Pemerintah Sahkan KLB ‘Gerombolan Hantu’, Demokrat Bakal Tempuh Jalur Hukum

    776 shares
    Share 310 Tweet 194
  • Pengamat ke SBY: Musuh Terbesar adalah Teman Terdekat

    222 shares
    Share 89 Tweet 56

TERKINI

Jhoni Allen Sebut Majelis Tinggi Amputasi Demokrasi di Demokrat

Jhoni Allen Sebut Majelis Tinggi Amputasi Demokrasi di Demokrat

by REDAKSI
08/03/2021
0

MA Kabulkan PK Anies, Izin Proyek Reklamasi Pulau I Dicabut

MA Kabulkan PK Anies, Izin Proyek Reklamasi Pulau I Dicabut

by REDAKSI
08/03/2021
0

DPRD DKI Endus Program Rumah DP 0 Rupiah Bermasalah Sejak Awal

DPRD DKI Endus Program Rumah DP 0 Rupiah Bermasalah Sejak Awal

by REDAKSI
08/03/2021
0

Usut Korupsi Lahan Pondok Ranggon, KPK Jangan Berhenti di Dirut Sarana Jaya

Usut Korupsi Lahan Pondok Ranggon, KPK Jangan Berhenti di Dirut Sarana Jaya

by REDAKSI
08/03/2021
0

Cerita Gubernur Rusli Kerap Dilaporkan LSM hingga Pernah Dipanggil Menteri PUPR 1

Cerita Gubernur Rusli Kerap Dilaporkan LSM hingga Pernah Dipanggil Menteri PUPR

by REDAKSI
08/03/2021
0

Load More

TOP STORIES



Follow us on social media:

  • Tentang Kronologi.id
  • Redaksi
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber

© 2018 Kronologi.id. All right reserved

No Result
View All Result
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Regional
  • Internasional
  • Politik
  • Bisnis
  • Hiburan
  • Lifestyle
  • Tekno
  • Olahraga
  • Opini

© 2018 Kronologi.id. All right reserved