Headline
Soal Isu Kudeta, Pakar Pertanyakan Aklamasi AHY di Kongres V Demokrat

Kronologi, Jakarta — Pakar politik dari Indobarometer, M Qodari merespon adanya upaya pelengseran Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari kursi Ketua Umum Partai Demokrat.
Qodari menilai, gerakan kudeta tersebut muncul karena ada ketidaksolidan dalam lingkaran internal Partai Demokrat.
Dia menyebut, tak hanya Demokrat, setiap partai politik pasti memiliki dinamikanya sendiri.
Namun, Qodari menganggap, isu kudeta di Partai Demokrati ini cukup mengejutkan, mengingat AHY sang putra mahkota yang didaulat sebagai Ketum pada Kongres Demokrat V belum berusia satu tahun.
“Ini cukup mengejutkan karena kan kongresnya baru selesai, Ketum baru terpilih begitu, apalagi dengan cara aklamasi, jadi seharusnya kalau baru terpilih dan aklamasi pula tidak ada gerakan politik. Jadi artinya apa? Berarti aklamasinya Partai Demokrat pada tahun lalu itu, Maret 2020, sebetulnya bukan aklamasi yang sejati,” kata Qodari saat dihubungi, Senin (1/2/2021).
Qodari menilai munculnya isu kudeta ini diduga karena adanya pergerakan politik di tubuh Partai Demokrat. Dia mengatakan, jika ada manuver yang melibatkan kader-kader internal Demokrat, menjadi tanda tanya terhadap aklamasi AHY sebagai ketum partai berlambang bintang Mercy tersebut.
“Nah ya bahwasanya ada gerakan politik belum setahun dari Ketua Umum (AHY) terpilih dan secara aklamasi, artinya sesungguhnya kekuasaan di Demokrat tidak bulat gitu ya, lonjong gitu, dan aklamasinya bermasalah karena kok ada kelompok-kelompok Demokrat, keluarga besar Demokrat yang melakukan manuver tersebut,” ucapnya.
Qodari menilai permasalahan timbul lebih banyak dari dalam Demokrat, bukan dari lingkaran Istana seperti yang disinggung AHY. Menurutnya, api di dalam Demokrat-lah yang harus dipadamkan terkait isu kudeta ini.
“Jadi api ya itu harus dipadamkan sendiri oleh Demokrat di dalam, entah gimana caranya, silaturahmi, komunikasi, akomodasi, atau kemudian dipecat dan diproses hukum,” ujarnya.
Lebih jauh, Qodari menilai upaya orang di sekitar Presiden Joko Widodo (Jokowi) bukanlah untuk mengacak-acak Partai Demokrat. Langkah tersebut dinilai tidak tepat lantaran Jokowi masih membutuhkan partai oposisi.
Tak hanya itu, Qodari justru menduga kalaupun ada orang di sekitar Jokowi yang terlibat terhadap upaya kudeta tersebut hanya demi kepentingan pribadi, bukan terkait pemerintahan Jokowi. Namun, menurutnya, upaya kudeta dari luar itu tidak akan berpengaruh jika api di dalam tubuh Demokrat bisa dipadamkan.
“Dalam konteks itu kalau ada orang orang punya, dugaan saya sih ambisi pribadi ya kalau ada ambisi atau keinginan pribadi. Tapi kembali lagi sesungguhnya apinya ini ada di dalam, kalau apinya di dalam tidak ada, maka siapapun mau masuk ke dalam juga tidak bisa apa-apa gitu,” imbuhnya.
Editor: Alfian Risfil A
-
Regional2 hari ago
Jawaban Orang Tua Viecri soal Laporan Polisi Sopir Truk
-
Regional1 hari ago
Proyek Jalan GORR Pakai Material Timbunan Ilegal? Pengawas: Tanya Bos!
-
Megapolitan2 hari ago
Kongres MAPKB Diharapkan Jadi Momentum untuk ‘Merefresh Ulang’ Keluarga Besar Betawi
-
Regional2 hari ago
Sopir Truk di Gorontalo Lapor Polisi Usai Dianiaya 2 Pejabat
-
Nasional2 hari ago
MK Alami Degradasi Moral Sejak Anwar Usman Jadi Adik Ipar Jokowi
-
Regional6 hari ago
Hanasi: Upaya Pemerintah Untuk Lumbung Ternak di Daerah Belum Memuaskan
-
Regional2 hari ago
Kemenkumham Gelar Anugerah Paralegal Justice Award sebagai Apresiasi ke Kades/Lurah
-
Nasional2 hari ago
Mega Minta Ganjar Tak Sungkan Akui ‘Petugas Partai’