Kronologi, Jakarta — Tak ada kawan atau lawan abadi. Yang abadi adalah kepentingan. Itulah situasi politik yang menimpa Anies Baswedan dan partai pengusungnya, Gerindra.
Sinyalemen Gerindra akan meninggalkan Anies pun mencuat. Setidaknya, hal ini ditangkap pengamat politik merespon pernyataan Ketua DPC Gerindra Jakarta Timur Ali Lubis, yang tiba-tiba menyerang Anies dan meminta mundur dari kursi DKI-1.
Benarkah Gerindra mau meninggalkan Anies pada Pilkada DKI 2022/2024?
Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago menilai, kritik keras yang lontarkan Gerindra menggambarkan bahwa hubungan partai besutan Prabowo Subianto dengan Anies sedang tidak membaik.
Menurut Pangi, hal ini juga bisa dimaknai sebagai gelagat awal Anies akan ditinggal lantaran dianggap sudah tidak sesuai dengan ekspektasi Gerindra sebagai partai pengusung.
Namun, dia menyebut, meski ditinggal Gerindra, bukan berarti peluang Anies maju pada Pilkada DKI tertutup. Menurutnya, kalau pun akhirnya Anies dan Gerindra pisah jalan, mantan Menteri Pendidikan itu justru akan menjadi rebutan partai lain.
“Ya, Anies enggak punya partai, namun tetap peluang beliau diusung partai lain masih terbuka lebar di luar partai Gerindra,” kata Pangi saat dikonfirmasi Kronologi.id, Jakarta, Selasa (26/1/2021).
Apalagi, menurut Pangi, selain sebagai petahana, popularitas dan elektabilitas Anies masih di atas figur kader parpol yang belakangan digadang-gadang akan maju di Jakarta.
“Jadi, kalau nanti Anies ditinggal Gerindra, sepanjang Anies bagus komunikasi politiknya dengan partai lain maka tetap akan diusung via partai lain. Anies kan bukan kader partai siapapun, maka di tengah jalan bisa saja akan diambil atau di akuisisi partai lain,” ungkap Pangi.
Hal ini, kata dia, tak lepas dari kecenderungan partai yang saat ini masih cenderung transaksional dan pragmatis. Mereka pun akan realistis terhadap peluang calon dalam memenangi kontestasi.
“Parpol kan bicaranya seputar tentang dapat apa dan bagaimana kesepakatan koalisi akan dibangun,” katanya.
Namun demikian, Pangi menyebut, Gerindra sebagai Parpol pengusung akan sangat hati-hati dalam membuat keputusan, apakah akan tetap mengusung Anies atau tidak.
Sikap partai berlambang kepala Burung Garuda juga masih akan sangat bergantung pada sang Ketua Umum Prabowo Subianto.
“Anies bisa saja kembali dipakai Gerindra sepanjang Anies masih punya komitmen yang baik. Meskipun pada akhirnya, ya transaksional pragmatis tetap menjadi mazhab partai. Apalagi kalau nanti racikan elekoral Anies bagus, saya kira Gerindra juga akan realistis membaca situasi politik DKI,” terang Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting itu.
Editor: Alfian Risfil A
Discussion about this post