Kronologi, Cianjur — Dua desa di Kecamatan Cidaun Kabupaten Cianjur, Kamis (21/1/2021), diterjang bencana longsor dan angin kencang. Akibatnya, sebuah jembatan gantung dan bangunan SMP ambruk.
Selain itu, seratusan keluarga diungsikan karena rumahnya terancam dan dikhawatirkan terjadi bencana susulan.
Sekretaris BPBD Kabupaten Cianjur Irfan Sopyan mengatakan jembatan putus terjadi di Desa Cibuluh Kecamatan Cidaun. Jembatan yang menghubungkan dua desa tersebut roboh setelah tanah pondasinya mengalami longsor.
“Kejadiannya kemarin, ada pengikisan tanah pondasi jembatan oleh aliran sungai. Akibatnya terjadi longsoran yang berujung pada robohnya jembatan gantung yang menghubungkan Desa Cibuluh dan Desa Puncakbaru Kecamatan Cidaun, kemarin sore,” ujar Irfan, Jumat (22/1/2021).
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Tetapi akses pendidikan dan perekonomian warga lumpuh total. “Akses lumpuh total, karena itu jembatan utama yang digunakan warga untuk aktivitas,” kata dia.
Baca juga:Kasus Prostitusi Artis TA Segera Dilimpahkan ke Kejaksaan
Selain itu, bencana juga terjadi di Desa Gelarwangi Kecamatan Cidaun. Longsor membuat jalan utama di desa tersebut tertutup longsor dan seratusan rumah terancam.
“Untuk longsor tidak menimbun rumah, hanya menutup akses jalan. Tapi rumah di atasnya terancam, tidak hanya terancam longsor susulan tapi juga retakan tanah. Warga sementara mengungsi ke tempat aman,” kata dia.
Tak hanya itu, gedung SMP di desa tersebut juga ambruk akibat terjangan angin kencang dan hujan deras.
“Ada beberapa ruang kelas yang ambruk akibat hujan deras disertai angin kencang. Tidak ada korban jiwa karena sekolah sedang daring,” tuturnya.
Sementara itu, Plt Bupati Cianjur Herman Suherman mengaku sudah menginstruksikan dinas terkait untuk meninjau lokasi bencana. Selain itu pihaknya juga akan melakukan pengkajian agar jembatan dan bangunan sekolah yang roboh bisa segera dibangun kembali.
“Secepatnya dibangun agar akses warga dan fasilitas pendidikan bisa kembali digunakan,” kata dia.
Sejumlah petugas BPBD masih di lokasi untuk membantu proses evakuasi. Para petugas dibantu Relawan Tangguh Bencana (RETANA), pihak desa dan kecamatan, masyarakat, hingga personel TNI dan Polri.
Sebelumnya, tanah amblas juga terjadi dua kampung Kabupaten Cianjur, yaitu di Kampung Datarkadu RT 02 RW 01 dan Kampung Sawahkalapa RT 04 RW 05, Sabtu (9/1/2022) pukul 15.00 WIB.
Berbeda dengan longsor di Kampung Sukajadi, tanah amblas di kampung tersebut mengakibatkan 16 rumah milik warga terancam tidak dapat di tempati lagi, khawatir terjadi bencana susulan.
Dua rumah milik warga atas nama Manah dan Suryadi sudah dibongkar dan dipindahkan ke Kampung Nempel RT 02 RW 01. Sedangkan 43 jiwa lainnya mengungsi ke tempat yang lebih aman dan keluarga terdekat.
BPBD Kabupaten Cianjur menyebut bencana tersebut diakibatkan oleh derasnya curah hujan yang mengguyur Kampung Datarkadu. Kejadian serupa juga menimpa Kampung Sawahkalapa RT 04 RW 05. Di sana juga terjadi tanah anjlok karena intensitas hujan yang tinggi. 59 rumah warga terancam tak bisa ditempati.
Pemerintah setempat mengimbau warga untuk mengungsi di sanak saudara yang lebih aman. Imbauan tersebut sebagai langkah antisipasi jika terjadi bencana susulan. Sampai saat ini bencana di kedua kampung tersebut tidak memakan korban luka dan jiwa.
Source: cnnindonesia Editor: Alfian Risfil A
Discussion about this post