Kronologi, Gorontalo – Jaring Advokasi Pengelolaan Sumber Daya Alam (Japesda) Gorontalo angkat suara terkait krisis air yang menimpa warga di Desa Sidowonge, Kecamatan Randangan, Kabupaten Pohuwato.
Menurut Ketua Dewan Pengawas (Dewas) Japesda Gorontalo, Rahman Dako, secara geografis Desa Sidowonge memang merupakan lokasi yang cocok untuk pengelolaan garam, karena suhu matahari di tempat itu cukup tinggi.
“Saya juga belum tahu persis apakah sudah ada penelitian soal kandungan garam. Cuma biasanya ada itu lokasi-lokasi tertentu dari dalam tanah itu ada garam,” katanya kepada Kronologi.id, Selasa (12/1/2021).
Ia menuturkan, secara turun-temurun desa tersebut memang dijadikan lokasi pembuatan garam. Menurutnya, desa tersebut juga awalnya tidak dihuni oleh warga.
“Kalau orang lokal yang sudah lama di situ sudah pasti sudah siap dengan kondisi itu tidak ada air. Karena memang tidak ada sumber air tawar di situ seharusnya,” ucapnya.
Kata Rahman, yang bisa dilakukan oleh pemerintah terkait persoalan tersebut adalah pipanisasi atau memasang pipa dari sumber air. Namun, ia belum tahu terkait biaya yang dibutuhkan dalam pipanisasi tersebut.
“Cuma berapa biayanya, dan apakah pemerintah daerah mampu untuk itu. Biasanya kan cuma PDAM yang bisa pasang begitu. Harusnya masyarakat sudah siap dengan kondisi itu,” kata dia.
Teknologi lain yang juga bisa digunakan untuk mengatasi persoalan tersebut, kata dia, yakni memurnikan air laut menjadi air tawar, tetapi biayanya juga mahal.
“Meski demikian, pemerintah berkewajiban melayani warga yang kekurangan air, karena itu kebutuhan,” tandasnya.
Rahman menegaskan, dirinya tidak hendak melakukan pembelaan terhadap Pemerintah Daerah Kabupaten Pohuwato. Namun, kondisi di tempat tersebut memang sejak awal kesulitan air.
Penulis: Hamdi Editor : Zul
Discussion about this post