Kronologi, Gorontalo – Ilham Pakaya (24), warga Desa Suka Makmur, Kecamatan Tolangohula, Kabupaten Gorontalo, menceritakan pengalamannya saat kali pertama menerima vaksin di Jakarta.
Awalnya, pria yang dekat dengan tenaga ahli Wakil Ketua MPR RI, Fadel Muhammad Al Haddar, ini tak menyangka jika dirinya akan divaksin bersama keluarga besar mantan Gubernur Gorontalo tersebut.
“Waktu itu tanggal 23 Oktober 2020, sekitar pukul 11.00 WIB, di Patra Kuningan Jakarta, di kediaman Pak Fadel. Kebetulan saya ada di situ bersama teman (tenaga ahli) semua diperiksa tanpa terkecuali lalu diberi vaksin. Padahal jujur, saya tidak punya gejala apa-apa tapi karena alasan kesehatan akhirnya terima saja,” kata Ilham kepada Kronologi.id, Sabtu (9/1/2021).
Ilham menuturkan, saat itu sempat bertanya kepada salah seorang petugas medis berseragam lengkap APD apakah dirinya masih akan mengikuti program vaksinasi nasional bila sudah divaksin.
“Dia menjawab agar saya memperlihatkan bukti tanda vaksinasi (dari Kimia Farma). Tapi kalau vaksin (pemerintah) sama seperti milik Kimia Farma kemungkinan tidak divaksin lagi, tetapi jika berbeda berarti tetap akan divaksin kembali,” ucap Ilham.
Sebelum vaksinasi, tim medis dari Kimia Farma memberi penjelasan terlebih dahulu tentang nama vaksin, dosis, dan efek sampingnya, seperti demam. Kemudian prosedur pemeriksaan kesehatan dilakukan dengan cara ditensi guna mengetahui tekanan darah serta pemeriksaan suhu badan.
“Saya lupa dosisnya berapa, apakah vaksin itu sama seperti milik pemerintah hari ini saya juga tidak tahu. Hanya berselang 60 menit setelah divaksin badan terasa sakit, pusing, mulai demam, lengan bekas suntikan terasa sakit (kram),” terang Ilham.
Meski masih merasakan sakit efek divaksin, Ia mengaku tetap menjalankan rencana kegiatannya untuk pergi ke Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah di Tanggerang Selatan untuk mengikuti ujian. Lalu pada pukul 17.00 WIB diirnya pulang ke indekos yang beralamat di Kemang Timur 11.
“Tiba di kos-kosan pukul 20.00 WIB. Efek vaksin (demam) tetap masih saya rasakan, padahal makan pun sudah. Pukul 21.00 WIB tentu dalam kondisi seperti itu rasa takut pasti ada kan, tapi karena lulusan mahasiswa keperawatan saya mengambil inisiatif untuk melakukan perawatan diri secara mandiri dengan mengomsumsi obat paracetamol 500 gram satu butir,” kata pria angkatan Politeknik Gorontalo Tahun 2015 ini.
“Besoknya alhamdulillah badan sehat. Bahkan setelah beberapa hari saya yang punya alergi terhadap hujan hilang. Biasanya kalau kena bisa sampai satu pekan saya alami elerginya,” tutup Ilham.
Penulis: Even Makanoneng Editor : Zulhamdi
Discussion about this post