Kronologi, Jakarta — Jelang Muktamar ke-IX, bursa perebutan Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) diprediksi akan berjalan seru.
Pasalnya, kini Suharso Monoarfa akhirnya mendapat lawan tangguh dalam berebut kursi PPP-1 periode 2020-2025.
Adalah, putra ulama karismatik sekaligus sesepuh PPP almarhum KH Maimoen Zubaer, Taj Yasin Maimoen atau yang akrab disapa Gus Yasin yang memutuskan untuk ikut dalam perebutan kursi Partai Ka’bah.
Sikap tegas Gus Yasin untuk maju tersebut ditegaskannya usai mendapat amanah dari sejumlah kader PPP dan pengurus Dewan Pimpinan Wilayah (DPW), termasuk para ulama se-Nusantara.
“Setelah saya mendengarkan masukan, saran dan dukungan dari DPW PPP dan DPC PPP dari Sabang sampai Merauke, juga dukungan dari para kiai, ulama, ormas fusi PPP, Asparagus (Aspirasi Para Gus), kader PPP, baik yang di struktural maupun kader simpatisan di seluruh Indonesia, maka dengan mengharap rida Allah subhanahu wa ta’ala seraya mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, saya menerima amanah untuk dicalonkan sebagai ketua umum dalam Muktamar IX PPP,” kata Gus Yasin di sela acara Silaturahmi Deklarasi Calon Ketua Umum PPP Taj Yasin Maimoen di Hotel Grand Candi, Semarang, Selasa (1/12/2020) malam, seperti dikutip dari Antara.
Ia juga mengaku bahwa dirinya sudah menjalin komunikasi dan mendapat dukungan penuh dari sejumlah DPW kunci, yakni DPW PPP Jateng, Jabar, Jatim, DKI Jakarta, Kalimantan, Sulawesi, NTB, dan Sumatera.
Dirinya mengaku bahwa pihaknya ingin mengembalikan PPP sesuai dengan khittah awalnya sebagai partai penyambung aspirasi umat Islam.
“Niat kita satu yaitu ingin mengembalikan PPPke khitah, ke fusi, kepada asasnya,” katanya.
Menurut Gus Yasin, Muktamar IX PPPmendatang merupakan momentum untuk mempertegas PPP sebagai partai Islam dan membangun PPP sebagai rumah besar bagi umat Islam.
“Semoga niat, kebersamaan, dan ikhtiar kita menjadikan PPP sebagai kiblat persatuan umat Islam segera terwujud dan menjadikan Indonesia sebagai negara yang bersatu, berdaulat, dan bermartabat,” kata Wakil Gubernur Jawa Tengahini.
Gus Yasin mengaku selalu teringat pesan almarhum KH Maimoen Zubair yaitu PPPmeskipun kecil, tapi keberadaannya harus tetap dipertahankan karena memiliki misi yang sangat mulia yaitu menunaikan tugas mengajak umat manusia kepada kebaikan dan mencegah kepada kemungkaran.
“Pada Al Quran Surah An-Nisa ayat 59, bagi PPPkesetiaan dan ketaatan terhadap pemerintah NKRI yang sah penting untuk dijaga sebagai implementasi keimanan kita,” ujarnya.
Gus Yasin menyebut PPP adalah aset bangsa yang telah berperan penting dalam perjalanan bangsa Indonesia hingga saat ini.
Sejak PPP dilahirkannya pada 1973, lanjut dia, kebhinekaan Indonesia telah dijaga dengan baik, dan terus berkhidmat hingga negara ini menjadi salah satu bangsa yang diperhitungkan dalam percaturan dunia.
Setiap menjelang pemilu, hasil survei selalu merilis perolehan suara PPP jauh di bawah “parliamentary threshold”, namun hingga saat ini PPP tetap kokoh dan mampu melampaui ambang batas pemilu.
“Bahkan, musibah yang datang ‘last minute’ menjelang pemilu yang membuat PPP dirundung habis habisan dari berbagai penjuru, namun atas pertolongan Allah SWT, PPP masih tetap mampu berdiri tegak di bumi pertiwi,” katanya.
Sebelumnyam, Plt. Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Suharso Monoarfa mengaku semakin optimis mampu kembali duduk sebagai ketua umum pada Muktamar ke-IX partai berlambang Ka’bah itu.
Suharso bahkan mengklaim telah memperoleh dukungan lebih dari separuh total pemilik suara dalam muktamar tersebut.
Keoptimisan ini disampaikannya di sela-sela menghadiri deklarasi dukungan DPW PPP se-Bali, NTB, dan NTT terhadap pencalonan dirinya ke Muktamar ke-IX PPP, di Inaya Putri BaliResort, Nusa Dua, Minggu 8 November 2020.
“Artinya secara seperti yang tadi, saya kira ini mengikuti seluruh Sulawesi, Papua, dan Maluku, yang lain juga sama, dua minggu lalu, dan Kalimantan Utara, Timur, Selatan, dan Jawa Barat, itu yang sudah secara terbuka menyampaikan,” katanya.
Menteri Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) ini bahkan mengaku tidak khawatir adanya nama-nama yang berhembus akan menantang dirinya dalam muktamar tersebut.
Apalagi, dalam persyaratan pencalonan sendiri menurutnya akan diatur dengan sedemikian rupa dan ketat.
Pun begitu, ia menghormati jika ada tokoh-tokoh lain yang ingin maju dalam muktamar tersebut.
“Silahkan, tidak masalah kalau ada calon lain yang maju, tapi kita ada mekanisme, seperti yang dijelaskan pak sekjen berulang kali itu ada ketentuan AD/ART. Jadi jangan setiap kita akan menggelar Muktamar kita lakukan perubahan AD/ART hanya untuk mengakomodasi orang luar, itu kan tidak elok,” tuturnya.
Editor: Alfian Risfil A
Discussion about this post