Sabtu, Agustus 13, 2022
KRONOLOGI.ID
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Regional
  • Internasional
  • Politik
  • Bisnis
  • Hiburan
  • Lifestyle
  • Tekno
  • Opini
No Result
View All Result
KRONOLOGI.ID
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Regional
  • Internasional
  • Politik
  • Bisnis
  • Hiburan
  • Lifestyle
  • Tekno
  • Opini
No Result
View All Result
KRONOLOGI.ID
No Result
View All Result
Home Opini

Pangdam Jaya Datang, Nikita Mirzani Menghilang

REDAKSI by REDAKSI
21/11/2020
in Opini
Pangdam Jaya Datang, Nikita Mirzani Menghilang

Nikita Mirzani (Nikmir)./Ist


Oleh: Hersubeno Arief
~Wartawan senior~

Dari perspektif komunikasi politik, sikap keras Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman terhadap Habib Rizieq Shihab (HRS) dan FPI, merupakan berkah bukan musibah.

Semakin keras sikap Pangdam Jaya, berkah semakin bertambah.

Mulai dari penurunan baliho, apalagi pernyataan Pangdam Jaya “kalau perlu FPI dibubarkan!”

Bayangkan apa yang terjadi, kalau Pangdam Jaya tidak segera beraksi. Bagaimana dengan nasib HRS dan FPI?

Dari sisi komunikasi politik, sesungguhnya posisi HRS dan FPI dalam beberapa hari terakhir, sedang sangat tertekan. Terjadi brand damage!

Citranya sedang anjlok, babak belur karena perseteruannya dengan perempuan sensasional bernama Nikita Mirzani (Nikmir).

Padahal sebelumnya, kepulangan HRS yang disambut ratusan ribu —ada yang menyebutnya mendekati jutaan—pendukungnya, membuat dunia ternganga!

Istana dan intelijen negara, dibuat terkaget-kaget dengan datangnya massa yang berduyun-duyun.

Banyak yang menggambarkan, suasananya seperti jemaah haji yang sedang berjalan kaki hendak melempar jumroh di Mina.

Bikin bulu kuduk berdiri. Merinding!

Namun hanya karena sorang Nikmir dianggap menghina, dan secara reaktif direspon pendukung HRS, opini publik jadi sontak berubah.

Sangat disayangkan HRS kemudian juga ikut-ikutan menanggapinya. Menggunakan kosa kata yang tidak pas di telinga.

Para buzzer segera bekerja dan pesta pora. HRS dan pendukungnya benar-benar berada dalam tekanan.

Kalangan yang semula bersimpati dengan HRS juga ikut menyesalkannya.

Peristiwa drama politik besar. Seorang tokoh pulang ke Tanah Air, disambut secara luar biasa oleh para pendukungnya. Berubah menjadi drama komedi.

Layaknya sebuah reality show yang konyol.

Perempuan sekelas Nikmir, yang semula hanya beredar di akun-akun gosip, tiba-tiba menyeruak masuk ke panggung percakapan politik nasional.

Video dan ucapannya yang sebagian besar tidak senonoh, tiba-tiba wora-wiri di group-group pertemanan. Mulai dari WG bapak-bapak, emak-emak, sampai anak-anak.

Video-videonya yang hot, menjadi hot issue.

Ibarat seorang stricker, Nikmir berhasil memporak-porandakan pertahanan HRS seorang diri.

Orang Jawa menyebut ribut-ribut antara HRS, pendukungnya dengan Nikmir dalam sebuah frasa ”Menang orang kondang. Kalah malah dadi wirang!”

Menang tidak bikin tambah populer. Kalau kalah malah bikin malu.”

HRS dan Nikmir memang tidak selevel. Maqomnya jauh beda. Jadi tidak seharusnya saling berlaga.

Untung ada Pangdam Jaya

Untung saja Pangdam Jaya tiba-tiba datang. Dengan berbagai aksinya, membuat konstelasi berubah total.

alterntif text

Pembicaraan dan mood public langsung berubah. Isu Nikmir langsung ke laut. Sebagian besar mungkin malah sudah lupa.

Jadilah perbincangan di media sosial, berubah total 180 derajat!

Opini, artikel, dan terlebih lagi meme bertebaran di media sosial.

Mulai dari yang sangat serius, khawatir kembalinya Dwifungsi TNI, sampai hal-hal konyol menertawakan perilaku, tindakan, dan ucapan Pangdam.

HRS dan FPI kembali berada di atas angin. Ibarat pertandingan tinju mendapat second win.

Dari semula nyaris dipukul KO, berubah menjadi menekan dan memenangkan perebutan opini publik.

Memerintahkan prajurit mencopoti baliho HRS, apalagi dikawal dengan kendaraan tempur, memang sangat berlebihan. Melewati batas.

Bukan merupakan tugas pokok dan fungsi TNI sebagai alat pertahanan negara.

Yang lebih mengagetkan Pangdam Jaya sampai bicara “kalau perlu FPI dibubarkan!”

Pangdam sebagaimana dikatakan anggota DPR RI dari Gerindra Fadlizon sudah offside.

Bahkan melakukan pelanggaran berat, karena sudah masuk ke ranah politik. Karena itu layak dicopot!

Sebuah sikap yang selama dua dasa warsa terakhir benar-benar dijaga oleh TNI. Wajar kalau banyak senior purnawirawan tinggi TNI uring-uringan.

Politisi, para pengamat, dan aktivis koalisi masyarakat sipil yang belum tentu mendukung HRS, tiba-tiba bangkit bersatu.

Isu kembalinya TNI ke panggung politik, _day today politics,_ benar-benar menjadi tabu besar (big taboo) dalam sebuah negara demokrasi.

Sikap dan wacana yang dilontarkan Pangdam Jaya ini secara politik, juga sangat merugikan citra politik Presiden Jokowi.

Sebelum Pangdam beraksi, pengamat internasional banyak yang khawatir dengan kecenderungan pemerintahan Jokowi berubah menjadi otoritarian.

Tanda-tandanya sangat banyak. Sekarang ditambah lagi dengan aksi Pangdam Jaya.

Tak perlu kaget bila istana melalui juru bicara KSP Donny Gahrial Adian segera turun tangan. Bikin clear suasana.

Presiden, kata Donny, tidak pernah memerintahkan pembubaran FPI.

Nah kalau begitu atas perintah siapa?
Frasa “Menang ora kondang, kalah malah dadi wirang,” kini berlaku juga untuk Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman.

Mosok prajurit TNI dihadap-hadapkan dengan laskar FPI. Tidak level lah. Kasihan prajurit TNInya.

So HRS dan FPI berterima kasih lah kepada Pangdam Jaya!

Btw kelihatannya bukan hanya HRS dan FPI yang perlu berterima kasih. Polri juga harus sangat berterima kasih.

Kini mereka tidak hanya sendirian berjuang menghadapi stigma negatif dari rakyat!

Marhaban Bapak Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman. end

Tags: Habib RizieqNikita MirzaniPangdam Jaya Mayjen Dudung AbdurachmanTNI
Previous Post

Kasus Covid-19 Harian RI Bertambah 4.998 per 21 November

Next Post

Rekor Baru, Jakarta Catat 1.579 Kasus Harian Covid-19

Related Posts

Polisi Bilang Nikita Mirzani ke Luar Negeri untuk Periksa Kesehatan

Polisi Bilang Nikita Mirzani ke Luar Negeri untuk Periksa Kesehatan

28/07/2022
Rocky Gerung: Habib Rizieq Akan Belajar dari Kekonyolan Politik di 2019

Rocky Gerung: Habib Rizieq Akan Belajar dari Kekonyolan Politik di 2019

26/07/2022
Pangdam Jaya Datang, Nikita Mirzani Menghilang

Polda Banten Benarkan Tangkap Paksa Nikita Mirzani karena Tak Kooperatif

21/07/2022
Tirta Haji Lulung Sambut Kebebasan Habib Rizieq: Ahlan Wa Sahlan ya Habibana

Tirta Haji Lulung Sambut Kebebasan Habib Rizieq: Ahlan Wa Sahlan ya Habibana

20/07/2022
Next Post
Rekor Baru, Jakarta Catat 1.579 Kasus Harian Covid-19

Rekor Baru, Jakarta Catat 1.579 Kasus Harian Covid-19

Muhammadiyah: Pencopotan Baliho Habib Rizieq Wewenang Pemda

Muhammadiyah: Pencopotan Baliho Habib Rizieq Wewenang Pemda

Discussion about this post

TERPOPULER

  • Pengacara: Ferdy Sambo Marah karena Brigadir J Bocorkan Kasus Perzinaan ke Istri

    Pengacara: Ferdy Sambo Marah karena Brigadir J Bocorkan Kasus Perzinaan ke Istri

    6054 shares
    Share 2422 Tweet 1514
  • Respons Pengacara Sambo soal ‘Amplop Cokelat dari Bapak’

    211 shares
    Share 84 Tweet 53
  • Pakar Prediksi Nasdem-PKS-Demokrat Akan Merapat ke KIB

    32 shares
    Share 13 Tweet 8
  • Ribut Soal Gelar Adat, Bupati Nelson Minta Maaf di Paripurna, Iskandar Diam

    17 shares
    Share 7 Tweet 4
  • Kisruh Usulan Gelar Adat untuk Bupati Gorontalo, Iskandar Minta Nelson dan Syam Jawab Pernyataannya

    16 shares
    Share 6 Tweet 4

TOP STORIES



Follow us on social media:

  • Tentang Kronologi.id
  • Redaksi
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Data Pribadi

© 2018 Kronologi.id. All right reserved

No Result
View All Result
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Regional
  • Internasional
  • Politik
  • Bisnis
  • Hiburan
  • Lifestyle
  • Tekno
  • Opini

© 2018 Kronologi.id. All right reserved