Kronologi, Jakarta – Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah menjelaskan, organisasi masyarakat (ormas) Front Pembela Islam (FPI) yang dulunya kecil dan dianggap tidak penting, belakangan justru bertambah banyak dan membesar.
Bahkan, dampaknya Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nama Sudjana dan Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Rudy Sufahriadi harus rela lepas jabatan karena dianggap abai dalam penegakkan protokol kesehatan pada kegiatan Habib Rizieq Shihab di Jakarta dan Bogor.
“Awalnya dianggap kecil dan enggak penting. Ternyata banyak dan membludak. Lalu nyalahin yang datang dan memecat petugas keamanan. Negara itu punya fungsi deteksi dan mitigasi,” kata Fahri dalam akun twitternya @Fahrihamzah, Selasa (17/11/2020).
Mantan Wakil Ketua DPR ini menilai, peran negara terkesan salah tingkah (salting) menghadapi FPI.
Semestinya, lanjut Fahri, negara tidak perlu kaget karena sudah bisa mendeteksi setiap gerakannya.
“Negara itu punya fungsi deteksi dan mitigasi. Jangankan demo, cuaca dan bencana aja bisa diterka. Jadi negara enggak boleh kaget dan salah tingkah dong,” tukasnya.
Front Pembela Islam (FPI) merupakan ormas Islam yang dideklarasikan pada 17 Agustus 1998 di halaman Pondok Pesantren Al Um, Kampung Utan, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten.
Organisasi yang diinisiasi oleh sejumlah habaib, ulama, mubaligh dan aktivis muslim serta santri yang berasal dari daerah Jabotabek itu, berdiri empat bulan setelah Presiden Soeharto mundur dari jabatannya pada Mei 1998.
Penulis: Tio
Discussion about this post