Kronologi, Pohuwato – Pengamat kebijakan publik, Syamsul, menilai ada beberapa poin yang tidak terlalu dimunculkan dalam debat yang di lakukan oleh para kandidat Calon Kepala Daerah (Cakada) Pohuwato, saat manyampaikan berbagai visi misi dan program pada para kandidat.
Syamsul mengatakan, dari segi penyampaiannya, ke empat paslon itu sudah sesuai dengan waktu yang diberikan oleh moderator, yang pada dasarnya yaitu untuk memajukan masyarakat Pohuwato sebagaimana tema yang telah ditentukan.
“Ada poin-poin yang saya amati dari awal tidak terlalu dimunculkan, misalnya iklim berusaha, di situ hanya lebih banyak membahas berinvestasi, padahal kalau kita lihat dalam PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) kontribusi perdagangan besar dan eceran itu tumbuh, antara 2018 ke 2019,” kata Syamsul usai debat publik Cakada Pohuwato, Sabtu (07/11/2020).
Dia mengatakan, sebenarnya ini yang perlu dijaga, agar iklim berusaha ini bisa dijaga dan stabil, apalagi masuknya ritel-ritel modern yang bisa saja mengacaukan iklim berusaha di Pohuwato.
Dia menilai, debat pasangan calon itu lebih mengarah kepada sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan.
“Padahal kalau kita melihat Kabupaten Pohuwato ini secara utuh, jangan secara sektoral saja, karena kalau hanya sektoral bisa saja nanti ketimpangan-ketimpangan antara satu kecamatan dan kecamatan lainnya semakin besar,” ungkap Syamsul.
Apalagi, kata dia, Sumber Daya Alam (SDA) di Kabupaten Pohuwato sangatlah melimpah, tapitidak terkelola dengan baik.
Dosen Universitas Ichsan Gorontalo itu juga mengapresiasi pelaksanaan debat kandidat cakada Pohuwato itu. Apalagi acara debat yang dapat disaksikan lewat kanal streaming itu sangat berpotensi sekali untuk meyakinkan masyarakat terhadap visi misi program para kandidat.
“Karena saya melihat dari beberapa chat (kolom komentar di streaming) ternyata orang fokus menonton debat itu, nah ini proses komunikasinya ke masyarakat sebenarnya yang perlu di petik,” tandasnya.
Penulis: Surdin Editor : Bahar
Discussion about this post