Minggu, Januari 17, 2021
KRONOLOGI.ID
No Result
View All Result

KRONOLOGI.ID
No Result
View All Result
KRONOLOGI.ID
No Result
View All Result
Home Nasional

Mardani Harap Pelaksanaan Pilkada di Tengah Covid-19 Diperhitungkan Matang-matang

REDAKSI by REDAKSI
24/08/2020
in Nasional
Mardani Harap Pelaksanaan Pilkada di Tengah Covid-19 Diperhitungkan Matang-matang

Image by Telisik.id


Kronologi, Jakarta – Anggota MPR dari Fraksi PKS, Mardani Ali Sera mengatakan, Pilkada serentak pada 9 Desember di 270 daerah berpotensi berisiko karena diselenggarakan di tengah pandemi Covid-19.

Mardani meminta penyelenggaran Pilkada serentak ini harus diperhitungkan secara matang, termasuk penerapan protokol kesehatan secara ketat.

“Karena itu kami harus benar-benar memperhitungkan secara matang agar risiko tinggi penyelenggaraan Pilkada serentak namun bisa menghasilkan pemimpin daerah yang berkualitas yang mampu mengoptimalkan seluruh potensi yang ada melawan Covid-19,” kata Mardani Ali Sera dalam Diskusi Empat Pilar MPR dengan tema “Pilkada Serentak: Hidupkan Semangat Kebangsaan di Masa Pandemi” di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (24/8/2020).

Turut berbicara dalam diskusi ini anggota MPR Fraksi PKB Yanuar Prihatin, Ketua Komite I DPD Fachrul Razi, dan pengamat politik Maksimus Ramses Lalongkoe.

Mardani mengungkapkan salah satu yang diperhitungkan dalam pelaksanaan Pilkada di masa pandemi Covid-19 adalah pengumpulan massa.

“Kami mendorong Peraturan KPU dalam bab pengumpulan massa. Kita minta jaga jarak sekitar 2 meter. Kami juga mendesak KPU atau Bawaslu menghentikan kampanye yang tidak mengikuti protokol Covid-19,” katanya.

Agar Pilkada serentak menjadi momentum menghidupkan semangat kebangsaan, menurut Mardani Ali Sera, merupakan pekerjaan bersama.

“Kami mengusulkan dalam RDP dengan Kemendagri, agar Pilkada serentak menjadi orkestra yang indah dan ketat. Pilkada serentak ini harus menunjukkan energi positif bangsa bahwa di masa pandemi Covid-19 kita bisa menyelenggarakan Pilkada yang berkualitas, tidak menjadi cluster baru Covid-19, dan hasilnya adalah kemenangan besar buat rakyat,” paparnya.

Mardani menambahkan, ada tiga syarat untuk menjadikan Pilkada serentak sebagai orkestra yang indah dan ketat.

Pertama, masyarakat perlu dilibatkan sejak awal. Masyarakat, partai politik dan media harus punya komitmen. “Seharusnya jangan sampai ada kotak kosong. Sedih sekali kalau Pilkada ada calon tunggal karena ini bencana dan musibah bagi demokrasi,” tuturnya.

Kedua, penyelenggara tidak hanya memiliki integritas tetapi juga harus meningkatkan profesionalismenya.

“KPU dan KPUD, Bawaslu, Bawasda, harus benar-benar menerapkan protokol Covid-19 secara ketat. Bahkan kita ingin mengusulkan sanksi ketat bagi pasangan calon yang tidak menerapkan protokol kesehatan Covid-19,” katanya.

Ketiga, kedewasaan dari Kemendagri untuk menjadi dirigen dalam orkestra itu. “Mendagri adalah pembina kepala daerah. Siapa pun harus menjadikan Pilkada sebagai orkestra indah yang menunjukkan bangsa Indonesia bisa menyelenggarakan Pilkada tanpa ada cluster baru dan menghasilkan pemimpin yang berkualitas,” ujarnya.

Tak jauh berbeda, anggota MPR Fraksi PKB Yanuar Prihatin mengungkapkan agar Pilkada serentak tidak menjadi cluster baru penyebaran Covid-19 maka ada dua cara.

Pertama, level teknis prosedural. Misalnya, seluruh tahapan Pilkada serentak dikaji ulang, seperti rescheduling pelaksanaan Pilkada, pembatasan massa dalam kampanye, pencoblosan harus menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat.

Kedua, level substansi. Dalam situasi krisis dan terbatas, jangan sampai Pilkada disusupi tujuan lain yang bertolak belakang dengan semangat kebangsaan. Misalnya, masuknya kekuatan pemodal memasuki arena Pilkada.

“Problem hari ini adalah bagaimana Pilkada memunculkan tokoh pemimpin yang memiliki kapasitas memajukan daerah dalam forum dunia. Karena kepala daerah yang kita miliki saat ini masih berpikir pada tingkat regional atau nasional. Pilkada belum memunculkan pemimpin atau kepala daerah yang memajukan daerahnya ke tingkat dunia,” katanya.

Sementara itu, Ketua Komite I DPD RI Fachrul Razi dan pengamat politik Maksimus Lalongkoe berpendapat sama bahwa penyelenggaraan Pilkada serentak lebih baik ditunda hingga pandemi Covid-19 mereda.

“Sampai saat ini kita meminta pelaksanaan Pilkada serentak ditunda ke tahun 2021, banyak daerah juga yang belum siap,” kata Fachrul Razi.

Alasannya, kasus positif Covid-19 masih tinggi pada daerah-daerah yang akan menyelenggarakan Pilkada serentak.

Maksimus Lalongkoe juga mengatakan alangkah eloknya bila Pilkada serentak tahun 2020 ditunda.

“Jumlah yang terkena Covid-19 terus bertambah belum lagi dampak Covid-19 terhadap ekonomi masyarakat. Banyak masyarakat yang masih mengalami kesulitan hidup. Jangan sampai Pilkada ini justru menyulitkan rakyat di tengah pandemi Covid-19 ini,” ujarnya.

Penulis: Tio
Tags: Mardani Ali SeraPilkada Serentak 2020
alterntif text
Previous Post

Buzzer dan Potensi Konflik Bangsa

Next Post

Kasus Covid-19 Masih Meningkat, Komite I DPD Minta Pilkada Serentak Ditunda

Related Posts

Tak Setuju RUU BPIP Masuk Prolegnas 2021, F-PKS Khawatir Akan Menimbulkan Kebisingan

Tak Setuju RUU BPIP Masuk Prolegnas 2021, F-PKS Khawatir Akan Menimbulkan Kebisingan

15/01/2021
Pembubaran FPI Diduga sebagai Pengalihan Isu Masalah Bangsa

Pembubaran FPI Diduga sebagai Pengalihan Isu Masalah Bangsa

31/12/2020
Jadi Oposisi Pemerintah, Mardani: Pak Jokowi Semestinya Bersyukur Ada PKS

Jadi Oposisi Pemerintah, Mardani: Pak Jokowi Semestinya Bersyukur Ada PKS

27/12/2020
Anak Jokowi Diduga Terseret Kasus Korupsi Bansos, Mardani: KPK Harus Selidiki

Anak Jokowi Diduga Terseret Kasus Korupsi Bansos, Mardani: KPK Harus Selidiki

21/12/2020
Next Post
Kasus Covid-19 Masih Meningkat, Komite I DPD Minta Pilkada Serentak Ditunda

Kasus Covid-19 Masih Meningkat, Komite I DPD Minta Pilkada Serentak Ditunda

Dua Pasien Covid-19 Sembuh, Dekot Gorontalo Apresiasi Kerja Tim Medis

Dekot Minta Peningkatan Pelayanan Publik di Kota Gorontalo

Discussion about this post

TERPOPULER

  • Mendorong Koalisi Masyarakat Sipil Melapor ke Pengadilan Kejahatan Internasional

    Mendorong Koalisi Masyarakat Sipil Melapor ke Pengadilan Kejahatan Internasional

    103 shares
    Share 41 Tweet 26
  • 3 Zodiak yang Paling Tidak Bisa Jadi Pemimpin yang Baik

    98 shares
    Share 39 Tweet 25
  • Tak Terapkan Pasal TPPU, MAKI Akan Bawa Kasus GORR ke Kejagung atau KPK

    135 shares
    Share 54 Tweet 34
  • Jurkam Nelson Janji Jalan Mundur 2 Kilometer Jika Rustam Akili Dilantik

    52 shares
    Share 21 Tweet 13
  • Kacau, Banyak RS Swasta di DKI Tak Bertanggungjawab terhadap Pasien

    256 shares
    Share 102 Tweet 64

TERKINI

Korban Tewas Gempa Majene-Mamuju Sulbar Bertambah Jadi 49 Orang

Korban Tewas Gempa Majene-Mamuju Sulbar Bertambah Jadi 49 Orang

by REDAKSI
16/01/2021
0

Pertamina Digugat Mozambik Rp 40 Triliun, Pemerintah Bertanggungjawab!

Pertamina Digugat Mozambik Rp 40 Triliun, Pemerintah Bertanggungjawab!

by REDAKSI
16/01/2021
0

Gunung Semeru Keluarkan Awan Panas Guguran Sejauh 4,5 Km

Gunung Semeru Keluarkan Awan Panas Guguran Sejauh 4,5 Km

by REDAKSI
16/01/2021
0

Tak Mampu Atasi Darurat Pendidikan, Cak Imin Minta Nadiem Dicopot dari Mendikbud

Tak Mampu Atasi Darurat Pendidikan, Cak Imin Minta Nadiem Dicopot dari Mendikbud

by REDAKSI
16/01/2021
0

Terpilih Aklamasi, Agustinus-Supardi kembali Pimpin AMSI Sulut Periode 2021-2023

Terpilih Aklamasi, Agustinus-Supardi kembali Pimpin AMSI Sulut Periode 2021-2023

by REDAKSI
16/01/2021
0

Load More

TOP STORIES



Follow us on social media:

  • Tentang Kronologi.id
  • Redaksi
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber

© 2018 Kronologi.id. All right reserved

No Result
View All Result
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Regional
  • Internasional
  • Politik
  • Bisnis
  • Hiburan
  • Lifestyle
  • Tekno
  • Olahraga
  • Opini

© 2018 Kronologi.id. All right reserved