Kronologi, Jakarta – Ketua Media Center Persaudaraan Alumni (PA) 212 Novel Bamukmin mengatakan bahwa yang dibakar massa aksi Aliansi Nasional Anti-Komunis (ANAK) NKRI tolak RUU HIP depan gedung DPR, bukan bendera PDIP.
Menurut Novel, yang dibakar massa ialah lembaran plastik bersablon kepala banteng mirip logo PDIP.
“Bukan bendera, tapi lembaran plastik yang mirip tercetak logo atau gambar kepala banteng seperti salah satu partai yang berada di Indonesia,” kata Novel kepada wartawan, Jumat (26/6/2020).
PDIP bereaksi keras atas dugaan pembakaran bendera tersebut dan akan menempuh jalur hukum.
Tak sampai di situ, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengeluarkan surat perintah harian kepada kadernya di seluruh Indonesia.
Megawati meminta kader PDIP untuk siap siaga namun mengedepankan proses hukum atas kasus tersebut.
Novel menilai, PDIP tak perlu berlebihan merespon insiden tersebut. Apalagi, kader PDIP juga diberitakan pernah membakar bendera Partai Demokrat.
“Menurut saya PDIP enggak usah lebay lah. Setahu saya ada di beberapa media juga yang saya baca hari ini, bahwa PDIP juga pernah membakar salah satu partai yang menjadi lawan politiknya dan itu ditanggapi biasa saja oleh partai berlambang mercy,” tuturnya.
Novel juga menyinggung tentang insiden pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid yang diduga dilakukan anggota salah satu ormas beberapa waktu lalu. Namun hingga kini belum ada proses hukum.
“Beberapa waktu lalu oknum ormas membakar bendera tauhid. Kalau tidak salah sampai ada yang lapor namun malah tidak ditanggapi oleh aparat kepolisian untuk segera menangkap yang membakar bendera tauhid itu,” tukasnya.
Penulis: Tio
Discussion about this post