Sabtu, Januari 23, 2021
KRONOLOGI.ID
No Result
View All Result

KRONOLOGI.ID
No Result
View All Result
KRONOLOGI.ID
No Result
View All Result
Home Nasional

3 Syarat Pemakzulan Pemimpin Menurut Din Syamsuddin

REDAKSI by REDAKSI
01/06/2020
in Nasional
3 Syarat Pemakzulan Pemimpin Menurut Din Syamsuddin

Din Syamsuddin./Ist


Kronologi, Jakarta — Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin mengungkapkan sejumlah syarat pemakzulan pemimpin. Mengutip tokoh pemikir politik Islam, Al Mawardi, Din mengatakan syarat-syarat itu harus terpenuhi.

“Pemakzulan itu dalam pendapat beberapa teoritikus politik Islam, Al Mawardi yang terkenal itu, pemakzulan imam, pemimpin, mungkin dilakukan jika syarat tertanggalkan,” ujar Din dalam seminar nasional bertema ‘Menyoal Kebebasan Berpendapat dan Konstitusionalitas Pemakzulan Presiden di Era Pandemi Covid-19’, Senin (1/6/2020).

Syarat pertama adalah ketiadaan keadilan. Din menuturkan, apabila seorang pemimpin menciptakan ketidakadilan atau menciptakan kesenjangan sosial di masyarakat maka sangat mungkin untuk dimakzulkan.

“Apabila tidak adil di masyarakat, hanya menciptakan satu kelompok lebih kaya dari yang lain, ada kesenjangan sosial ekonomi, sudah dapat makzul,” katanya.

Syarat berikutnya, lanjut Din, adalah ketiadaan ilmu pengetahuan. Dosen Pemikiran Politik Islam FISIP UIN Syarif Hidayatullah ini mengatakan, ketiadaan ilmu ini merujuk pada kerendahan visi terutama tentang cita-cita hidup bangsa.

Dalam konteks negara modern, menurut Din, visi adalah cita-cita bangsa yang bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.

“Jika tidak diwujudkan oleh pemimpin sudah bisa menjadi syarat makzul,” ucapnya.

Syarat berikutnya adalah ketiadaan kemampuan atau kewibawaan pemimpin dalam situasi kritis. Menurut Din, kondisi itu kerap terjadi ketika seorang pemimpin tertekan kekuatan dari luar. Ia mengibaratkan kondisi itu seperti suatu negara yang kehilangan kedaulatan akibat kekuatan asing.

“Apabil pemimpin tertekan kekuatan lain, terdikte kekuatan lain, baik keluarga atau orang dekat, itu memenuhi syarat makzul,” ungkapnya.

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini mengatakan pemakzulan pemimpin sangat mungkin dilakukan apabila terjadi kepemimpinan represif hingga cenderung diktator.

Din menyebut pemerintah Indonesia belakangan ini tak berbeda jauh dengan kondisi tersebut. Menurutnya, pemerintah saat ini tengah membangun kediktatoran konstitusional. Bentuk kediktatoran konstitusional ini terlihat dari berbagai kebijakan yang diterbitkan pemerintah.

“Saya melihat kehidupan kenegaraan kita terakhir ini membangun kediktatoran konstitusional, bersemayam di balik konstitusi seperti godok Perppu jadi UU, dan sejumlah kebijakan-kebijakan lain,” katanya.

Merujuk pada pemikir Islam modern Rasyid Ridho, Din meminta agar masyarakat tak segan melawan kepemimpinan yang zalim apalagi jika melanggar konstitusi.

“Rasyid Ridho (pemikir) yang lebih modern dari Al Ghazali menyerukan agar melawan kepemimpinan yang zalim terutama jika membahayakan kehidupan bersama seperti melanggar konstitusi,” ujarnya.

Sementara itu, pemberhentian presiden ataupun wakil presiden diatur dalam Pasal 7A, Pasal 7B, dan Pasal 24C ayat (2) UUD 1945 hasil amandemen.

Dalam Pasal 7A disebutkan presiden atau wakil presiden dapat diberhentikan jika terbukti melanggar hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela, serta terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai presiden dan wakil presiden.

Pemberhentian presiden dan wakil presiden dalam masa jabatan dilakukan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) atas usul Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Usul pemberhentian presiden dan wakil presiden ini dapat diajukan DPR dengan terlebih dahulu mengajukan permintaan kepada Mahkamah Konstitusi (MK) untuk memeriksa, mengadili, dan memutus pendapat bahwa dua pemimpin itu melanggar hukum atau tidak lagi memenuhi syarat sebagai presiden dan wakil presiden.

Pendapat DPR ini merupakan pelaksanaan fungsi pengawasan wakil rakyat. Permintaan ke MK hanya dapat dilakukan dengan dukungan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota DPR yang hadir dalam sidang paripurna yang dihadiri minimal 2/3 dari jumlah anggota DPR.

MK wajib memeriksa, mengadili, dan memutus pendapat DPR paling lama 90 hari setelah menerima permintaan DPR. Jika MK memutuskan presiden dan wakil presiden melakukan pelanggaran hukum, DPR menggelar sidang paripurna untuk meneruskan usul pemberhentian kepada MPR.

MPR wajib menyelenggarakan sidang untuk memutuskan usul DPR paling lambat 30 hari sejak menerima usul tersebut.

Keputusan MPR atas usul pemberhentian presiden dan wakil presiden harus diambil dalam rapat paripurna yang dihadiri sekurang-kurangnya 3/4 dari jumlah anggota dan disetujui minimal 2/3 dari jumlah anggota yang hadir.

Editor: Alfian Risfil A
Tags: Din SyamsuddinUUD 1945
alterntif text
Previous Post

Dukung Pengembangan SDM di Wamena, Kementerian PUPR Selesaikan Rehabilitasi STISIP Amal Ilmiah Yapis

Next Post

Pras Minta Anies Segera Buka Rumah Ibadah di Jakarta

Related Posts

Butir-butir Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila

Butir-butir Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila

05/01/2021
Butir-butir Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila

Butir-butir Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila

02/01/2021
Tolak Tawaran Wamendikbud, Din Syamsuddin: Muhammadiyah Tidak Gila Jabatan

Tolak Tawaran Wamendikbud, Din Syamsuddin: Muhammadiyah Tidak Gila Jabatan

24/12/2020
Dua Menteri Jokowi Diciduk KPK, KAMI: Pengkhianatan Besar Terhadap Rakyat!

Dua Menteri Jokowi Diciduk KPK, KAMI: Pengkhianatan Besar Terhadap Rakyat!

06/12/2020
Next Post
Pras Minta Anies Segera Buka Rumah Ibadah di Jakarta

Pras Minta Anies Segera Buka Rumah Ibadah di Jakarta

Pancasila “DNA” Asli Orang Indonesia Harus Tumbuh Subur di Tengah Pandemi

Pancasila “DNA” Asli Orang Indonesia Harus Tumbuh Subur di Tengah Pandemi

Discussion about this post

TERPOPULER

  • Wajahnya Memancarkan Aura Positif, 4 Zodiak Ini Disukai Banyak Orang

    Wajahnya Memancarkan Aura Positif, 4 Zodiak Ini Disukai Banyak Orang

    450 shares
    Share 180 Tweet 113
  • Bubarkan Komnas HAM

    336 shares
    Share 134 Tweet 84
  • Giliran Manokwari Papua Barat Diguncang Gempa M 4,1

    255 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kabel Rumah Pompa Dukuh Atas Diputus Sekelompok Orang, Netizen: Mau Menjatuhkan Anies

    153 shares
    Share 61 Tweet 38
  • Walhi: di Era Jokowi, 427.952 Ha Hutan Kalimantan Jadi Konsesi

    185 shares
    Share 74 Tweet 46

TERKINI

Hujan Lebat, Banjir Rendam Sejumlah Kelurahan di Manado Sulut

Hujan Lebat, Banjir Rendam Sejumlah Kelurahan di Manado Sulut

by REDAKSI
22/01/2021
0

Respons Wagub DKI Ariza soal Dugaan Sabotase Rumah Pompa Dukuh Atas

Respons Wagub DKI Ariza soal Dugaan Sabotase Rumah Pompa Dukuh Atas

by REDAKSI
22/01/2021
0

GPI Jakarta Raya Minta KPK Ambil Alih Kasus GORR

GPI Jakarta Raya Minta KPK Ambil Alih Kasus GORR

by REDAKSI
22/01/2021
0

Ibu Almarhum Aldi Pembantu Wakil Ketua I DPRD Kabgor Tolak Anaknya Diautopsi

Ibu Almarhum Aldi Pembantu Wakil Ketua I DPRD Kabgor Tolak Anaknya Diautopsi

by REDAKSI
22/01/2021
0

Wajahnya Memancarkan Aura Positif, 4 Zodiak Ini Disukai Banyak Orang

Wajahnya Memancarkan Aura Positif, 4 Zodiak Ini Disukai Banyak Orang

by REDAKSI
22/01/2021
0

Load More

TOP STORIES



Follow us on social media:

  • Tentang Kronologi.id
  • Redaksi
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber

© 2018 Kronologi.id. All right reserved

No Result
View All Result
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Regional
  • Internasional
  • Politik
  • Bisnis
  • Hiburan
  • Lifestyle
  • Tekno
  • Olahraga
  • Opini

© 2018 Kronologi.id. All right reserved