Kronologi, Gorontalo – Perayaan tradisi budaya qunut di bulan Ramadan tahun 2020 ini terpaksa ditiadakan imbas pandemi virus corona atau Covid-19 yang sudah masuk ke Provinsi Gorontalo.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Gorontalo, Irwan Dai, pun mengajak kepada masyarakat untuk menerima kondisi tersebut dengan ikhlas dan sabar.
“Tradisi qunut telah menjadi budaya seluruh masyarakat Gorontalo, khususnya warga Kabupaten Gorontalo, Kecamatan Batudaa. Kali ini terpaksa harus ditiadakan mengingat telah meluasnya wabah virus corona,” kata Irwan, Sabtu (9/5/2020).
“Saya mengajak masyarakat untuk ikhlas, sabar, dengan kondisi ini. Saya yakin tradisi malam qunut tetap akan terjaga kearifan lokalnya,” sambung dia.
Malam qunut adalah tradisi yang dilaksanakan saat pertengahan bulan Ramadan di daerah Kabupaten Gorontalo. Tradisi ini telah dijadikan sebagai wisata religi oleh pihak pemerintah daerah.
Terdapat beberapa versi mengenai asal mula tradisi malam qunut. Sebagian masyarakat mengakui, tradisi itu bermula dari kebiasaan masyarakat Batudaa pada malam pertengahan Ramadan dengan mandi sebagai pembersihan dosa di sumur tua.
Saat menunggu giliran mandi, sebagian warga menyiapkan cemilan berupa kacang dan pisang.
Seiring berjalannya waktu, tradisi leluhur mandi dosa itu mulai hilang dan berganti dengan makan pisang dan kacang. Hingga pada 2007, masyarakat serta pemerintah mulai menggelar perayaan akbar malam qunut.
Sementara itu, untuk menghindari penularan virus corona, politisi Dapil Batudaa cs ini mengimbau masyarakat agar selalu waspada, menjaga kebersihan diri dan tetap jaga jarak agar terhindar dari virus corona.
“Khusus masyarakat wilayah Batudaa, mari bersama kita lawan corona, dengan cara mencegah, menerapkan physical distancing dan social distancing,” pungkas Irwan.
Penulis: Even Makanoneng Editor : Zul
Discussion about this post