Kronologi, Jakarta – Rapat terbatas (ratas) secara virtual yang belakangan kerap dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama para menterinya akan beda. Jika biasanya menggunakan aplikasi yang paling poluler di tengah pandemi COVID-19, Zoom, mulai hari ini 15 April 2020, akan ditinggalkan.
Ratas yang biasanya membicarakan hal-hal strategis negara, tak ingin bocor atau ‘diintip’ pihak lain. Hal itu yang jadi alasannya.
Ya, aplikasi video conference buatan Eric Yuan itu memang menjadi sorotan. Penyebaran data pribadi pengguna, hingga isu jual beli data yang menyebabkan satu per satu perusahaan dan negara mulai tidak memanfaatkan aplikasi tersebut.
Penggunaan aplikasi baru ini disampaikan oleh Sekretaris Kabinet Pramono Anung kepada Jokowi, sebelum memulai ratas mengenai Program Mitigasi Dampak COVID-19 Rabu ini.
“Bapak Presiden, perlu kami laporkan sebelum ratas dimulai, hari ini kita menggunakan aplikasi yang berbeda dengan yang lalu,” kata Pramono, dikutip dari Kumparan.
Pramono menjelaskan, penggantian aplikasi yakni perihal alasan keamanan agar tidak mudah disadap oleh pihak lain.
“Karena aplikasi yang lalu, begitu dipakai oleh sidang kabinet, semuanya mengunakan aplikasi yang sama. Maka atas koordinasi dengan BSSN kita akan memakai aplikasi-aplikasi yang bergantian supaya tidak bisa dilacak oleh siapa pun,” bebernya.
Hanya saja Pramono tak menyebut, aplikasi apa yang saat ini digunakan untuk melakukan ratas virtual.
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu pemerintah lewat Kementerian Komunikasi dan Informatika memang sedang menggodok aplikasi video conference buatan anak negeri.
Menteri Kominfo, Jhonny G Plate secara blak-blakan menyebut, aplikasi Zoom memang cukup rentan untuk disusupi oleh pihak dan memiliki tingkat keamanan yang rendah.
Editor: Dimas
Discussion about this post