Kronologi, Gorontalo – Wali Kota Gorontalo, Marten Taha, secara resmi menerima kunjungan balasan Kesultanan Ternate bersama perangkat adatnya di rumah jabatan Bele Yiladia, Rabu (18/3/2020).
Para rombongan Kesultanan Ternate dan perangkat adatnya itu sebelumnya disambut langsung dengan prosesi adat Longgo, yang merupakan tarian penyambutan menggunakan alat peraga seperti pedang.
Marten mengatakan, kedatangan rombongan Kesultanan Ternate bersama perangkat adatnya itu merupakan kunjungan balasan.
“Di mana pada beberapa bulan lalu pemerintah dan perangkat adat Kota Gorontalo bersilaturahmi berkunjung ke Kota Ternate. Jadi ini merupakan kunjungan balasan,” kata Marten.
Ia menilai, kunjungan balasan ini diibaratkan merajut kembali persaudaraan yang telah terjalin selama berabad-abad lamanya.
“Yang pernah ada hubungan namun sempat terputus sehingga dipertemukan kembali antara pemerintahan Kesultanan Ternate dan Kerajaan Gorontalo,” ujarnya.
Marten menambahkan, dari hasil dialog lembaga adat kedua wilayah yang memiliki kesamaan dalam penyebaran ajaran agama Islam ini, dirinya menilai bahwa antara Gorontalo dan Ternate tidak dapat dipisahkan.
“Baik semasa Gorontalo masih kerajaan maupun Ternate yang sudah menjadi Kesultanan dengan berdasarkan cerita dari para petua,” ungkap Marten.
Dia menjelaskan, para ulama Ternate yang mampir di Kerajaan Palasa dan Sultan Amay yang menikahi Bokie Autango, atau Bokie dalam penyebutan di Ternate Putri dan Gorontalo Auntago. Sehingga digabungkan menjadi Bokie Autango.
“Dan itu diabadikan di salah satu masjid yang berada di Kecamatan Kota Timur dikenal Masjid Bokie Autango dan salah satu masjidnya lagi di Kota Selatan yang dikenal masjid Hunto Sultan Amay,” jelas dia.
“Sebagai pertanda di mana titik lokasi pertama kali dimulainya masyarakat Gorontalo memeluk Islam,” sambungnya.
Penulis: Agung Editor : Zulham
Discussion about this post