Kronologi, Jakarta – Eks pasien virus corona atau covid-19 belum benar-benar bisa lega. Alasannya, sampai saat ini pengobatan yang dilakukan para dokter terhadap pasien penyakit covid-19 diduga belum bisa mematikan virus tersebut.
Hal tersebut dikarenakan sampai saat ini vaksin virus itu belum ada. Obat yang telah diberikan kepada pasien pun diduga belum benar-benar mampu menyembuhkan pasien secara total.
Hal ini diungkapkan Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Muhammad Adib Khumaidi. Ia mencontohkan peristiwa yang terjadi di Jepang. Seorang pasien infeksi virus corona sempat dinyatakan sembuh dan dibolehkan pulang.
Namun, tidak lama kemudian ia kembali jatuh sakit. Ternyata setelah didiagnos,hasilnya virus corona masih bersarang di tubuh pasien tersebut.
“Ada kemungkinan begitu, virusnya kan kita lemahkan, bukan kita matikan, kemungkinan saat masa pengobatan itu virusnya lemah makanya tidak ada gejala,” kata Adib dikutip dari CNN.
Adib mengatakan, virus corona atau virus Sars CoV-2 yang belum ditemukan vaksinnya ini merupakan virus influenza yang bermutasi. Maka dari itu obat yang diberikan untuk meredakan gejala flu, bukan untuk membunuh virus.
“Vaksinnya kan belum ada, jadi selama ini pengobatannya itu untuk meredakan gejala yang ditimbulkan seperti demam dan pneumonia, bukan untuk membunuh virusnya,” ucapnya.
Diketahui, gejala terserang virus corona secara umum menimbulkan beberapa gejala seperti demam tinggi di atas 38 derajat, flu berat hingga gangguan pernapasan.
Penelitian terbaru menunjukkan infeksi virus corona covid-19 yang tengah mirip dengan Human Immunodeficiency Virus atau HIV dan Ebola.
Studi yang telah dilakukan ilmuwan China dan Eropa menemukan bahwa virus corona memiliki mutasi serupa HIV. Itu artinya virus ini punya kemampuan untuk mengikat sel manusia 1.000 kali lebih kuat dibandingkan Sars atau sindrom pernapasan akut parah.
Mutasi gen dalam virus corona menghasilkan pembelahan yang membuat lonjakan protein jumlah virus di dalam tubuh dan mengikat sel, sama seperti mekanisme HIV. Sedangkan Sars memasuki tubuh manusia dengan mengikat protein reseptor pada membran sel.
Metode virus corona baru ini mengikat sel 100 hingga 1.000 kali lebih kuat dibandingkan Sars. Total korban meninggal akibat wabah virus corona sudah menhampiri angka tiga ribu orang. Sementara itu, setidaknya telah terkonfirmasi lebih dari 80 ribu orang yang terjangkit virus tersebut.
Penulis: Neni
Discussion about this post